Kompas TV nasional hukum

Pakar Psikologi: Mengacu Riset, Putri Candrawathi Bukan Profil Korban Pemerkosaan

Kompas.tv - 13 Januari 2023, 13:52 WIB
pakar-psikologi-mengacu-riset-putri-candrawathi-bukan-profil-korban-pemerkosaan
Terdakwa Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. (Sumber: FAKHRI FADLURROHMAN)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pakar psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel sangsi Putri Candrawathi benar-benar mengalami pemerkosaan.

Sebab mengacu pada riset, 298 korban pemerkosaan butuh waktu 2 hingga 37 hari untuk memulihkan kemampuan berpikir setelah serangan seksual yang dialaminya.

Pernyataan itu disampaikan Reza Indragiri Amriel dalam program Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Jumat (13/1/2023).

“Riset menemukan dibutuhkan waktu secara umum antara 2 sampai 37 hari, berarti rata-rata korban yang mengalami frezze sampai kemudian frezze-nya berakhir total, itu dibutuhkan waktu rata-rata 19 hari, hitungan hari, hitungan pekan,” ucap Reza Indragiri Amriel.

“Sementara korban yang satu ini, yang disebut atau disimpulkan mengalami frezze ini, sekali lagi hanya butuh hitungan menit sudah mau bersosialisasi kembali, bersosialisasi dengan orang yang memperkosa, sulit diterima oleh nalar saya.”

Bagi Reza, sikap dan perkataan Putri Candrawathi yang menjadi salah satu terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J sangat berbeda dengan profil korban-korban pemerkosaan atau kejahatan seksual lainnya.

Baca Juga: Chuck Putranto Mengaku Lihat Hendra Kurniawan Disusul Arif Rachman Keluar dari Ruangan Ferdy Sambo

“Tim yang melakukan pemeriksaan kepada Putri Candrawathi, yaitu tim APSIFOR menyimpulkan bahwa Putri ini mengalami frezze ketika dia diperkosa, tonic immobility, tidak bisa bergerak, tidak bisa melawan, tidak bisa melarikan diri, berteriak, bahkan berpikir pun tidak bisa, itu karena frezze,” kata Reza.

“Tapi ternyata dalam hitungan sekian menit berikutnya dia sudah tidak frezze. Padahal riset mengatakan, tahap demi tahap korban pemerkosaan dimulai dari mengatasi ketakutan-ketakutannya.”


 

Jadi, ungkap Reza, pada momen pasca-pemerkosaan berlangsung korban dibanjiri oleh rasa takut yang luar biasa pada orang yang memerkosannya.

Tidak hanya itu, korban pemerkosaan juga takut kepada orang sekitar yang mungkin akan memberikan stigma kepadanya.

“Tapi apa yang terjadi pada Putri, sesaat lalu dia mengaku diperkosa tapi tidak butuh hitungan pekan, hari, jam, hanya dalam hitungan menit dia melakukan mitigasi,” ujar Reza.

Baca Juga: Chuck Putranto Mengaku Lihat Hendra Kurniawan Disusul Arif Rachman Keluar dari Ruangan Ferdy Sambo

“Dengan cara meminta Yosua datang ke ruangannya, berbincang 4 mata selama 15 menit, bukan tentang ketakutan-ketakutannya, bukan tentang tragedi yang dialaminya, justru tentang masa depan Yosua, orang yang disebut sebagai pemerkosannya, perilaku semacam ini sungguh-sungguh bukan frezze dan bukan profil korban pemerkosaan,” jelas Reza.

Maka itu, Reza pun mempertanyakan, apakah benar Putri Candrawathi mengalami frezze dan menjadi korban perkosaan.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x