Kompas TV nasional kesehatan

Saat Minum Tablet Penambah Darah Seseorang Perlu Hindari Konsumsi Susu

Kompas.tv - 3 Januari 2023, 07:00 WIB
saat-minum-tablet-penambah-darah-seseorang-perlu-hindari-konsumsi-susu
Ilustrasi susu. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Susu dan produk turunan lainnya seperti keju dan yoghurt harus dihindari oleh sesorang yang mengonsumsi tablet penambah darah.

Hal ini dikarenakan dapat karena bahan makanan itu bisa mengurangi penyerapan zat besi.

Hal ini disampaikan oleh dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Universitas Indonesia dr Dias Septalia Ismaniar, Sp.PD.

"Karena dapat mengurangi penyerapan zat besi. Obat-obatan seperti antasida pun sebaiknya juga dihindari," kata dr Dias Septalia Ismaniar, Sp.PD, Senin (2/1/2023) dikutip dari Antara.

Makanan seperti telur, sereal, roti whole grain atau biji-bijian utuh juga sebaiknya dihindari, karena dapat berefek serupa dengan susu bila dikonsumsi berbarengan dengan tablet tambah darah.

Dias menjelaskan, untuk mengurangi efek mual TTD, seseorang dapat meminumnya bersamaan dengan makanan kecuali bahan makanan yang dapat mengurangi penyerapan zat besi seperti disebutkan atau sesudah makan.

Baca Juga: Cara Membuat Chicken Burger Barbeque dari Sisa Bahan Makanan Perayaan Malam Tahun Baru

Sedangkan untuk menghindari konstipasi atau sembelit, orang-orang memperbanyak minum air, tetap aktif berolahraga dan perbanyak asupan serat.

Dias menyarankan, sebelum meminum TTD, seseorang sebaiknya melakukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu untuk mengetahui apakan dia terkena anemia dan menentukan jenis anemia yang diderita.

Pemeriksaan awal yang disarankan antara lain terkait hemoglobin, leukosit, trombsit, zat besi serum, feritin, total iron binding capacity, saturasi transferin, fungsi ginjal yakni ureum kreatinin, fungsi hati yaitu SGOT dan SGPT.

"Bila nanti terbukti anemia karena kekurangan zat besi, baru diperbolehkan untuk rutin mengonsumsi suplemen penambah darah dengan catatan harus dilakukan evaluasi berkala, paling tidak tiga bulan kemudian," tutur dia.

Dias menambahkan konsumsi TTD yang berlebihan dapat mengakibatkan keracunan yang ditandai gejala mual, muntah, diare atau konstipasi, nyeri perut, kerusakan hati atau sel otak serta jantung, yang dapat berakibat fatal karena akumulasi penumpukan zat besi di organ-organ tersebut.

Baca Juga: Diduga Berkolestrol Tinggi Telur Puyuh Justru Padat Nutrisi


 



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x