Kompas TV nasional peristiwa

BMKG: Wilayah Gunung Semeru Berpotensi Banjir-Longsor sebelum Nataru

Kompas.tv - 14 Desember 2022, 07:20 WIB
bmkg-wilayah-gunung-semeru-berpotensi-banjir-longsor-sebelum-nataru
Foto arsip. Seorang pria menatap saat Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik dalam erupsi yang terjadi Minggu, 4 Desember 2022 di Lumajang, Jawa Timur. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut potensi banjir, longsor dan banjir bandang sebelum Natal Tahun Baru (Nataru) menghantui wilayah di sekitar Gunung Semeru. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Potensi banjir, longsor, hingga banjir bandang sebelum Natal dan Tahun Baru atau Nataru menghantui wilayah di sekitar Gunung Semeru, Jawa Timur.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut potensi itu berada pada periode 19-24 Desember 2022.

"Jadi, daerah-daerah tersebut perlu diantisipasi potensi terjadi banjir, longsor, banjir bandang, dan yang perlu dikhawatirkan adalah di wilayah Semeru. Karena Jawa Timur di situ termasuk merah," ucap Dwikorita, dalam rapat di Komisi V DPR, Selasa (13/12/2022) kemarin.

Baca Juga: Status Gunung Semeru Turun Jadi Level Siaga, Warga Diminta Perhatikan Jarak Aman Beraktivitas

Beberapa wilayah di Indonesia, jelas eks Rektor Universitas Gadjah Mada tersebut akan mengalami hujan lebat. Hujan lebat berpotensi turun di wilayah-wilayah pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.

"Periode 19-24 Desember, di sini kita lihat yang warna merah antara tanggal 19-24 Desember, artinya, hujan lebat," jelas Dwikorita.

Baca Juga: Aliran Lahar dari Puncak Semeru Terbagi Jadi 3 Cabang

Terkhusus di wilayah Semeru, mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini, menyebut berdasarkan keterangan dari pihaknya bahwa masih terdapat tumpukan material hasil runtuhan awan panas.

Jika tersapu oleh hujan lebat kondisi itu akan mengakibatkan aliran lahar di wilayah Gunung Semeru.

"Kami terus memonitor, mengantisipasi, berkoordinasi dengan badan geologi," tandas Dwikorita.

Sebagaimana diketahui, terdapat potensi ancaman bahaya Gunung Semeru berupa banjir lahar bila material hasil erupsi dan awan panas guguran tercampur dengan intensitas hujan tinggi. 

Baca Juga: Tertimbun Abu Semeru, Warga Tetap Kembali untuk Jaga dan Bersihkan Rumah.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebelumnya masih mencatat adanya 2 kali awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur hingga 6 km ke arah tenggara, Jumat (9/12/2022).

Potensi bahaya ini terutama mengancam sungai-sungai yang berhulu di puncak, yakni Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Besuk Sat, serta anak-anak sungai di sekitarnya.


 



Sumber : kompas.com/tribunnews.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x