Kompas TV nasional kesehatan

Anak-anak Korban Gempa Cianjur Mulai Sakit, Waspadai Jenis-jenis Penyakit di Pengungsian Ini!

Kompas.tv - 25 November 2022, 13:07 WIB
anak-anak-korban-gempa-cianjur-mulai-sakit-waspadai-jenis-jenis-penyakit-di-pengungsian-ini
Pengungsian warga korban gempa Cianjur, Jawa Barat. (Sumber: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Desy Afrianti

CIANJUR, KOMPAS.TV - Anak-anak korban gempa Cianjur mulai terjangkit sejumlah penyakit selama berada di pengungsian.

"Yang anak-anak pada mulai demam, batuk, pilek, dan mulai diare," kata Koordinator Lapangan Bencana Rumah Sakit Umum (RSUD) Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dr Rizky Utama di Posko Tim Medis RSUD Cimacan, Kamis (24/11/2022) dilansir dari Tribunnews.

Ia menjelaskan, sakit perut dan diare menjangkiti para pengungsi anak-anak karena kondisi di pengungsian yang kurang bersih.

"Kurang bersih kalau untuk masalah sakit perut dan diarenya," kata Rizky Utama, saat ditemui, Kamis (24/11/2022).

Selain itu, sanitasi yang kurang bersih juga menyebabkan anak-anak di pengungsian menderita gatal-gatal.

Baca Juga: Nunu Nuhaidin Selamatkan Empat Lansia Saat Gempa Cianjur, Butuh Bantuan Tenda hingga Makanan

Lantas, apa saja penyakit pascabencana yang biasanya muncul di pengungsian?

Melansir dari jurnal Poltekkes Gorontalo yang disusun oleh Imran Tumenggung pada 2017 berjudul "Masalah Gizi dan Penyakit Menular Pascabencana", setidaknya ada lima penyakit yang umum menjangkiti anak-anak pascabencana:

1. Diare

Penyakit diare sangat rentan terjadi di daerah pengungsian karena keterbatasan penyediaan air bersih dan sanitasi. Penyakit ini mudah menjangkiti anak-anak terutama ketika perilaku hidup bersih dan sehat tidak diterapkan dengan baik.

Diare terjadi akibat mengonsumsi makanan atau sumber air yang mengandung bakteri maupun virus berbahaya seperti norovirus, salmonella, dan rotavirus. 

Seseorang yang terkena penyakit ini akan mengalami sakit perut, buang air besar encer lebih dari tiga kali sehari, dan demam. Jika terjadi secara berkelanjutan atau tidak segera diatasi dengan tepat, diare bisa menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan).

2. Campak

Penyakit ini rawan meningkat kerena memburuknya status kesehatan, terutama status gizi anak-anak dan banyaknya jumlah serta ragam pengungsi di suatu tempat.


 

3. Malaria

Penyakit ini sangat mungkin terjadi di pengungsian yang terletak di daerah endemis malaria atau pengungsi dari daerah endemis datang ke lokasi penampungan pengungsi pada daerah yang tidak ada kasusnya tapi terdapat vektor.

4. Pneumonia

Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bisa timbul setelah pneumonia berat (infeksi paru-paru) yang tak terdeteksi lebih dini. 

ISPA terjadi akibat adanya infeksi virus maupun bakteri. Salah satu jenis dari ISPA yang paling sering ditemui adalah common cold, yang ditandai dengan gejala batuk dan pilek.

Korban gempa yang berada di pengungsian berisiko tinggi mengalami ISPA, karena penyakit ini bisa menular melalui droplet atau cairan yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin.

Baca Juga: BMKG Ungkap Alasan Banyak Gempa Susulan di Cianjur, Imbau Masyarakat Hindari Kawasan Perbukitan

5. Penyakit spesifik lokal

Penyakit ini cukup bervariasi di Indonesia, karena menyesuaikan daerah kabupaten atau kota, di antaranya penyakit hepatitis, penyakit akibat gangguan asap, dan leptospirosis.

Penyakit leptospiroris disebabkan oleh bakteri Leptospira dan bisa muncul akibat adanya paparan langsung pada air kencing tikus. Sumber air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut juga bisa menjadi media penyebaran penyakit ini.

Orang yang terjangkit leptospirosis akan mengalami gejala, seperti demam tinggi hingga menggigil, nyeri kepala, nyeri otot di daerah betis, sakit tenggorok disertai batuk kering, mata merah dan kulit menguning, mual, muntah-muntah, serta diare.

Baca Juga: 24 Warga Semarang Terpapar Leptospirosis, Bakteri Urine Hewan yang Tularkan Manusia

Untuk mengantisipasi krisis makanan dan gizi serta risiko penularan penyakit akibat bencana, tim penanggulangan bencana harus diperkuat. 

Pengetahuan tentang gizi darurat, penyakit-penyakit potensial menular, metode dan teknik untuk penilaian, monitroting dan evaluasi, dan peran tenaga kesehatan harus ditingkatkan.




Sumber : Kompas TV/Kemenkes


BERITA LAINNYA



Close Ads x