Kompas TV nasional kesehatan

6.186 Orang Positif Covid Sejak Oktober, Sepekan Terakhir yang Meninggal Capai 232 Orang

Kompas.tv - 11 November 2022, 08:48 WIB
6-186-orang-positif-covid-sejak-oktober-sepekan-terakhir-yang-meninggal-capai-232-orang
Ilustrasi virus Covid 19. (Sumber: Kementerian Kesehatan RI menyatakan, kasus konfirmasi positif per tanggal 9 November 2022 mencapai 6.186 kasus. )
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kementerian Kesehatan RI menyatakan, kasus konfirmasi positif per tanggal 9 November 2022 mencapai 6.186 kasus.

Dengan tambahan tersebut, jumlah total kasus COVID-19 yang ditemukan di Indonesia sejak Maret 2020 hingga kemarin Kamis (9/11) menjadi 6.537.907 kasus.

Sedangkan kasus kematian akibat COVID-19 naik menjadi 232 kasus hanya dalam kurun waktu satu minggu terakhir.

"Per 9 November kita mencatat rata-rata harian dalam satu minggu ada 30 provinsi mengalami peningkatan kasus, dan 4 provinsi mengalami penurunan kasus, dan kasus kemarin yang konfirmasi sebanyak 6.186," kata Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril dalam siaran persnya, Jumat (11/11/2022).

Ia memaparkan, dalam satu minggu ini kasus konfirmasi naik 47,24 persen.

Syahril menyebut, terdapat 48 subvarian XBB maupun XBB1  yang ditemukan dari pemeriksaan pemantauan whole genome squencing  (WGS), yang berasal dari DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Lampung, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Barat.

Baca Juga: Waspada Kasus Covid 19 Naik Pada Musim Penghujan

Kemudian, tren perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit sejak Oktober 2022 sampai dengan 8 November 2022 ada 4.896 pasien. Sebanyak 5 perse atau 133 pasien di antaranya dirawat di ruang ICU, sementara 95 persen atau 4.763 pasien dirawat di ruang isolasi.

"Data-data ini harus menjadi perhatian kita agar masyarakat bisa mencegah untuk tidak jatuh sakit atau masuk rumah sakit, kelompok pasien dengan gejala sedang, berat dan kritis adalah mereka yang belum pernah divaksin , dan lansia adalah kelompok dengan kematian tertinggi” tuturnya.

Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyatakan belum dapat dipastikan sub varian XBB menjadi penyebab utama dari adanya kenaikan kasus positif COVID-19 dalam kurun waktu sepekan terakhir.

“Belum bisa dikatakan varian baru ini (XBB) menjadi pemicu utama adanya tren peningkatan (kasus positif COVID-19). Untuk itu jangan menunggu untuk tahu penyebab pasti kenaikan kasusnya,” ucap Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Pj Gubernur Jakarta Heru akan Perketat Izin Konser, Cegah Penyebaran Covid-19

Sub varian XBB sendiri masih termasuk dalam keluarga varian Omicron dan merupakan rekombinan dari dua sub varian Omicron. Di mana menurut data Satgas hingga per 10 November 2022, sudah ada 37 negara yang melaporkan penemuan sub varian baru itu.

“Singapura, India dan Australia menjadi negara dengan varian XBB tertinggi. Kemudian gejala yang ditimbulkan dari COVID-19 sub varian XBB ini, mirip dengan gejala COVID-19 pada umumnya. Mulai dari demam, batuk, kelelahan, nyeri otot, anosmia hingga diare,” katanya.

Dengan kemampuan infeksinya yang sangat cepat, Wiku menekankan pada semua pihak untuk bekerja sama melakukan upaya pencegahan dibandingkan harus menunggu pemerintah mengumumkan secara pasti penyebab terjadinya kenaikan kasus dalam enam minggu terakhir.

Beberapa cara yang menurutnya tidak berubah untuk dilakukan adalah memproteksi diri dengan vaksin booster serta memperkuat protokol kesehatan di setiap aktivitas. Jika tidak sedang enak badan, diimbau untuk tetap berdiam di rumah agar potensi penularan dapat dicegah termasuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Baca Juga: Obat Covid Paxlovid dan Vaksin Booster Laku Keras, Pfizer Raup Rp159 T dalam 3 Bulan

Pemerintah sendiri sampai saat ini, juga terus melakukan sero survei anti bodi serta pelacakan melalui Whole Genome Sequencing (WGS) yang terus diperkuat untuk bisa mengidentifikasi kasus-kasus dengan varian baru yang ada di Indonesia.

“Adanya tren kenaikan hendaknya dapat menjadi pengingat bahwa COVID-19 masih ada dan kita tetap harus menjaga diri kita dengan protokol kesehatan. Sehingga potensi penularan menjadi berkurang dan jumlah kasus kau fit 19dapat kembali ditekan” ujarnya.

Wiku turut meminta pemerintah daerah untuk memantau perkembangan kasus di wilayahnya masing-masing dengan seksama dan memperketat protokol kesehatan di tempat umum, supaya setiap kegiatan dapat berjalan dengan aman dan nyaman.

“Sedangkan kepada yang mengalami gejala COVID- 19 maupun kontak erat dengan pasien positif, mohon untuk segera testing seperti varian-varian dari COVID-19 lainnya yang telah masuk di Indonesia,” ucap Wiku.
 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x