Kompas TV nasional hukum

Pakar Mikroekspresi Nilai Persentase Kebenaran Kesaksian ART Ferdy Sambo di Bawah 50 Persen

Kompas.tv - 5 November 2022, 11:21 WIB
pakar-mikroekspresi-nilai-persentase-kebenaran-kesaksian-art-ferdy-sambo-di-bawah-50-persen
Kirdi Putra menilai persentase kebenaran yaang disampaikan oleh dua asisten rumah tangga keluarga Ferdy Sambo saat bersaksi di bawah 50 persen. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV – Persentase kebenaran yaang disampaikan oleh dua asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, yakni Susi dan Diryanto alias Kodir saat bersidang pada kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat, di bawah 50 persen.

Penilaian itu disampaikan oleh Pakar Mikroekspresi, Kirdi Putra, dalam dialog Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Jumat (4/11/2022).

“Kalau kita bicara seberapa besar kepercayaannya, ya pasti kita harus percaya, bahwa akan ada suatu kebenaran.”

“Tapi sekali lagi, kalau ditanya persentase ya sudah pasti jauh di bawah 50 persen lah,” jelasnya.

Sebab, menurut Kirdi, ada sejumlah penanda yang menurutnya terlihat aneh.

Baca Juga: Kuasa Perintah Sambo Tak Terbendung di Kasus Yosua, Anak Buah Turuti Segala yang Diperintahkannya!

“Tetapi, aneh ini sebetulnya bisa jadi karena, satu, dia memang berbohong. Kedua, dia tahunya itu kebenaran, istilah kita namanya kebenaran semu.”

“Dia dikasih tahu oleh ‘seseorang’ bahwa misalnya ini adalah sebuah kebenaran, dan dia yakini, dan dia sampaikan,” lanjutnya.

Di awal, ungkap Kirdi, ketika Susi dan Kodir, kedua ART keluarga Ferdy Sambo, yang bersaksi untuk terdakwa Richard Eliezer, wajahnya terlihat lempeng-lempeng saja.

Namun, jika diperhatikan, lanjut Kirdi, saat majelis hakim mencecar mereka dengan sejumlah pertanyaan, Susi tampak terlihat lebih sering menelan ludah.


 

“Kalau kita perhatikan, semakin dicecar oleh majelis hakim, dan JPU juga, itu beberapa penanda kelihatan, dia itu agak lebih sering, secara frekuensi itu meneguk ludah.”

“Kenapa meneguk ludah kok penting banget? Karena ketika seseorang stres akibat menutupi sesuatu, menahan sesuatu, bibir, mulut, dan tenggorokan itu cenderung menjadi kering,” lanjutnya.

Kemudian yang kedua, tutur Kirdi, beberapa penolakan tidak langsung ataupun langsung, yang dilakukan oleh Susi ketika dicecar oleh majelis hakim.

“Di bagian-bagian akhir, ketika beberapa pertanyaan spesifik tentang kenal dengan ajudan, kemudian apakah dia disuruh, dia dengan serta merta cepat jawab enggak.”

“Sementara, ketika ditanya masuk akal enggak, kamu berbohong, dan lain-lain, dia diam saja. Ini beda pola sekali,” jelas Kirdi.

Baca Juga: Intervensi Ferdy Sambo Buat Tim Penyidik Tak Bisa Amankan Saksi dan Barang Bukti Penting!

Hal ini, menurut Kirdi, menunjukkan bahwa bagian tersebut Susi tidak yakin dengan jawabannya, dan bagian satunya dia yakin.

“Yang terakhir, ketka dikonfrontir, dia menghindari paparan visual dengan si konfronternya itu, dalam hal ini Eliezer.”



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x