Kompas TV nasional update

Jumlah Kasus Covid-19 Harian Nyaris Sentuh 5.000, Epidemiolog: Ini Dampak Penyebaran Omicron XBB

Kompas.tv - 4 November 2022, 16:57 WIB
jumlah-kasus-covid-19-harian-nyaris-sentuh-5-000-epidemiolog-ini-dampak-penyebaran-omicron-xbb
Perkembangan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 harian pada periode 28 Oktober hingga 3 November 2022. Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut, kasus Covid-19 saat ini kembali mengkhawatirkan. (Sumber: Tangkapan layar laman covid19.go.id)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Edy A. Putra

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut, kasus Covid-19 saat ini kembali mengkhawatirkan. Menurutnya, hal ini disebabkan terjadinya lonjakan kasus yang cukup ekstrem sejak beberapa hari terakhir.

Tercatat jumlah kenaikan kasus Covid-19 per hari mulai mencapai 4.000 pada 1 November 2022, yakni sebanyak 4.707 kasus. Bahkan pada 3 November kemarin, angka kasus terkonfirmasi harian telah mencapai sebanyak 4.951 kasus.

"Situasi mengkhawatirkan ya. Ini dampak dari penyebaran subvarian Omicron XBB yang sebenarnya bergantung dari modal imunitas," kata Dicky, Kamis (3/11/2022), dikutip dari Kompas.com.

Ia menjelaskan, untuk terlindung dari penularan subvarian Omicron XBB, sedianya masyarakat sudah harus mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster.

Namun permasalahannya saat ini adalah masih banyak masyarakat yang belum memperoleh vaksin booster.

Kalaupun masyarakat sudah ada yang memperoleh vaksin booster, masa penyuntikannya telah lewat dari enam bulan.


Baca Juga: Waspada Covid Varian Omicron XBB, PB IDI Minta Masyarakat Kurangi Aktivitas di Luar Ruangan

Hal ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan vaksin booster dalam membentuk imunitas sehingga potensi penularan kembali terjadi.

Menurut Dicky, pemerintah pusat dan daerah telah lalai dalam menjaga masa transisi sehingga kasus Covid-19 kembali melonjak.

Ia menyebut pemerintah harus menggenjot vaksinasi booster untuk menghadapi subvarian Omicron XBB.

"Dan pemerintah harus bisa menjamin bahwa perilaku atau upaya kegiatan di masa transisi ini tidak menimbulkan mudahnya terjadi penyebaran. Ini bicara seberapa disiplin protokol kesehatan, vaksinasi, pengaturan kapasitas, kombinasi WFH (work from home, red) dan WFO (work from office, red)," ujar Dicky.

"Selain itu, kemampuan sarana layanan kesehatan dalam mendeteksi kasus juga perlu ditingkatkan mengingat angka kematian yang tengah meningkat," tutur dia.

Baca Juga: Balita Tewas Keracunan Gas Terjebak di Area Lockdown China, Kebijakan Nol-Covid-19 Picu Kemarahan



Sumber : Kompas TV/Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x