Kompas TV nasional kesehatan

Jumlah Pasien Meninggal Diduga Akibat Gagal Ginjal Akut Dilaporkan 141 anak

Kompas.tv - 24 Oktober 2022, 16:05 WIB
jumlah-pasien-meninggal-diduga-akibat-gagal-ginjal-akut-dilaporkan-141-anak
Ilustrasi ginjal. Jumlah pasien meninggal akibat gagal ginjal akut misterius bertambah menjadi 141 anak dari 245 kasus di Indonesia.  (Sumber: Shutterstock/Peakstock)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kematian yang didiagnosis akibat gagal ginjal akut misterius dilaporkan bertambah menjadi 141 anak dari 245 pasien di Indonesia.

Kementerian Kesehatan mengeluarkan data peningkatan kasus gangguan ginjal akut (acute kidney injury/AKI) di Indonesia.

Menurut Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, per tanggal 22 Oktober 2022, kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal kini mencapai 245 kasus, dengan kematian sebanyak 141 anak.

Angka kasus gangguan ginjal itu meningkat dari total 241 kasus berdasarkan laporan Kemenkes pada Jumat (21/10/2022).

"(Data) per 22 Oktober (total) 245 kasus dan 141 kematian," kata Syahril saat dihubungi pada Senin (24/10/2022), dikutip dari Kompas.com.

Menurut Syahril, kasus tersebut ditemukan di 26 provinsi, namun ia belum memerinci lebih jauh provinsi mana saja yang telah memiliki kasus gangguan ginjal akut. 

Baca Juga: 11 Anak Di Bali Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut

Pada Jumat, DKI Jakarta memiliki kasus tertinggi dengan total 57 kasus, diikuti Jawa Barat sebanyak 33 kasus, Aceh 31 kasus, Jawa Timur 30 kasus, Sumatera Barat 22 kasus, Bali 16 kasus, dan Sumatera Utara 12 kasus.

Adapun gangguan ginjal akut menyerang anak-anak umumnya balita. Gejala yang timbul dari penyakit ini yaitu demam, hilang nafsu makan, malaise, batuk pilek, mual, muntah, ISPA, dan diare.

Kemudian gejala lanjutan berupa air seni berkurang atau tidak ada air seni sama sekali.

Sejauh ini, belum ditemukan penyebab pasti dari gagal ginjal akut tersebut.

Meski begitu, Kemenkes mengambil langkah konservatif untuk menyetop sementara penjualan obat sirup yang dinyatakan tidak aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sempat menyampaikan bahwa ditemukan kristal tajam dalam ginjal anak-anak yang terkena gangguan ginjal akut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, 7 dari 11 pasien ditemukan kristal tajam di dalam ginjalnya. Adapun zat kimia berbahaya itu adalah etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether/EGBE.

Baca Juga: Kasus Kematian Gagal Ginjal Akut Indonesia Tertinggi Lampaui Gambia dan Nigeria

Zat ini disebut menjadi cemaran dari empat bahan pelarut tambahan lainnya yang masih diperbolehkan.

Diduga pasien gangguan ginjal akut sempat mengonsumsi obat sirup yang mengandung empat bahan pelarut tambahan tersebut.



Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x