Kompas TV nasional kesehatan

Kasus Gagal Ginjal Akut, Pedagang Pasar Pramuka Dilarang Jual 5 Obat Mengandung Etilen Glikol Tinggi

Kompas.tv - 21 Oktober 2022, 18:46 WIB
kasus-gagal-ginjal-akut-pedagang-pasar-pramuka-dilarang-jual-5-obat-mengandung-etilen-glikol-tinggi
Ilustrasi. Panduan mengonsumsi sirop pada anak dari BPOM di tengah maraknya kasus gagal ginjal pada anak. (Sumber: Pixabay)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Perumda Pasar Jaya melarang seluruh pegadang obat di Pasar Pramuka menjual ataupun mengedarkan lima jenis obat dalam bentuk sirop yang dilarang oleh Kementerian Kesehatan.

Pasalnya, lima jenis obat dalam bentuk sirop tersebut mengandung etilen glikol melebihi ambang batas aman.

Demikian Manager Area 8 Perumda Pasar Jaya Sion Purba dalam keterangannya kepada jurnalis KOMPAS TV Asri Nursaiidah, Jumat (21/10/2022).

“Sebetulnya sama seperti surat edaran Kemenkes, tapi kami dari Managemen Pasar Jaya membuat sendiri dan membagikan kepada seluruh pedagang disini,” ucap Sion.

Baca Juga: Survei LSI Ungkap 80,95 Persen Warga Jakarta Puas dengan Kinerja Anies, NasDem: Ini Modal Besar

“Jadi kami larang pedagang untuk mengedarkan obat sirup terutama 5 obat ini. Larangannya sampai kapan kita menunggu arahan dari Kemenkes.”

Untuk diketahui, kasus kematian terkait gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Gg GAPA sudah mencapai 118 jiwa per 20 Oktober 2022. 

Artinya, sebanyak 56,7 persen kasus kematian terjadi dari total kasus yang dilaporkan.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut menunjukkan, sebanyak 208 kasus terkait gangguan ginjal akut telah dilaporkan di 20 provinsi.

Dari jumlah itu, terdapat 118 kasus kematian yang dilaporkan, 56 kasus masih dalam perawatan, dan 34 kasus dinyatakan sembuh.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pasien gangguan ginjal akut yang meninggal saat ini sudah lebih dari 50 persen dari kasus yang sakit.

Baca Juga: Tiga Hal Tertinggi yang Belum Optimal dari Kinerja Anies Baswedan Versi LSI: Tidak Ada soal Banjir

“Kita sangat berhati-hati. Kita sudah cek ginjal dari anak-anak yang meninggal, ternyata betul ada dampak dari senyawa (penyebab toksikologi) kimia tersebut. Kita putuskan secara konservatif untuk menahan dulu obat-obatan yang berisiko membahayakan untuk menyelamatkan anak-anak kita,” katanya dalam acara Forum Merdeka Barat 9 yang disiarkan secara online, Jumat (21/10/2022)

Terkait kasus ginjal akut, tertinggi terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Aceh, dan Bali.

Berikut rinciannya:

  • DKI Jakarta: 51 kasus (27 meninggal)

  • Jawa Barat: 31 kasus (17 meninggal)

  • Jawa Timur: 30 kasus (13 meninggal)

  • Aceh: 23 kasus (15 meninggal)

  • Bali: 15 kasus (10 meninggal)

  • Banten: 10 kasus (5 meninggal)

  • Sumatera Barat: 10 kasus (5 meninggal)


Baca Juga: Wow! 80,95 Persen Warga Jakarta Puas dengan Kinerja Anies saat Jabat Gubernur, Menurut Survei LSI

  • Sumatera Utara: 9 kasus (6 meninggal)

  • DIY: 7 kasus (3 meninggal)

  • Jawa Tengah: 6 kasus (4 meninggal)

  • NTB: 3 kasus (3 meninggal)

  • Jambi: 2 kasus (2 meninggal)

  • NTT: 2 kasus (2 meninggal)

  • Sulawesi Tenggara: 2 kasus (1 meninggal)

  • Sumatera Selatan : 2 kasus (1 meninggal)

  • Kalimantan Selatan: 1 kasus (1 meninggal)

  • Kalimantan Timur: 1 kasus (1 meninggal)

  • Kalimantan Utara: 1 kasus

  • Papua: 1 kasus

  • Riau: 1 kasus (1 meninggal)

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x