Kompas TV nasional peristiwa

Pakar Hukum: Jualan Barbuk seperti Irjen Teddy Minahasa Modus Lama, sang Jenderal Layak Dihukum Mati

Kompas.tv - 16 Oktober 2022, 21:42 WIB
pakar-hukum-jualan-barbuk-seperti-irjen-teddy-minahasa-modus-lama-sang-jenderal-layak-dihukum-mati
Pakar hukum pidana sekaligus mantan hakim, Asep Iwan Iriawan, saat menyampaikan keterangan dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Minggu (16/10/2022). (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

Mereka adalah Aipda AD (anggota Satresnarkoba Polres Jakbar), Kompol KS (Kapolsek Kalibaru Polres Pelabuhan Tanjung Priok), Aiptu J (Anggota Polres Pelabuhan Tanjung Priok), dan AKBP Dodi Prawiranegara (Mantan Kapolres Bukittinggi, Sumatera Barat).

Mereka disebut mengganti 5 kg barang bukti sabu-sabu di Polres Bukittingi dengan tawas, lalu menjualnya.

"Yang jadi masalah itu barang bukti yang harusnya dimusnahkan, diperjualbelikan. Jadi modus ini dari dulu, saya sudah sering ngalami. Misal barang bukti 3 kg, hilang di kejaksaan 2 kg, di pengadilan tinggal 1 kg," kata pria yang berprofesi sebagai hakim pada 1987-2000 ini.

"Pertama kali terjadi? (pertama kali) ketahuan! Kalau yang nggak ketahuan mungkin banyak lagi," lanjutnya. 

Baca Juga: Terkait Kasus Teddy Minahasa, Mahfud: Bisa Saja Polisi Kubur Kasusnya, tapi Kapolri Bertindak Tegas

Asep pun menduga kasus yang membelit Irjen Teddy Minahasa ini terkait sindikat pedagangan narkoba yang beroperasi lintas provinsi dengan oknum penegak hukum sebagai lingkar pertama sindikat.

Di lain sisi, Asep mengapresiasi Kapolri Listyo Sigit dan Polda Metro Jaya yang dinilainya tegas menjerat Irjen Teddy memakai sangkaan dengan hukuman maksimum eksekusi mati. 

Menurutnya, jika polisi ingin mendalami lebih jauh sindikat narkoba yang terkait anggotanya, Polri tinggal memanggil narapidana-narapidan kasus narkoba yang dihukum berat.

Ia menggarisbawahi terdapat dugaan jaringan narkoba yang "menentukan" di Riau, provinsi tetangga Sumatera Barat, tempat Irjen Teddy Minahasa bertugas beberapa waktu lalu.

Asep menyebut ditangkapnya perwira tinggi terkait peredaran narkoba menjadi momentum tepat untuk membersihkan internal Polri.

Ia menyinggung Freddy Budiman, terhukum mati dalam kasus narkoba, yang terang-terangan mengakui bekerja sama dengan jenderal polisi berbintang, tetapi tidak ditindaklanjuti.

"Sekarang tinggal bagaimana Kapolri membuka aib ini. Tidak hanya di jenderal ini (Teddy Minahasa), mungkin ada oknum-oknum lain yang masih bermain dan tidak hanya pada satu wilayah itu," kata Asep.

Baca Juga: Jauh di Bawah Teddy Minahasa, Kekayaan Kapolda Jatim yang Baru Toni Harmanto 'Hanya' Rp1,59 M




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x