Kompas TV nasional peristiwa

Tragedi Kanjuruhan, Kontras: Aparat Lakukan Kekerasan secara Sengaja dan Sistematis

Kompas.tv - 10 Oktober 2022, 04:35 WIB
tragedi-kanjuruhan-kontras-aparat-lakukan-kekerasan-secara-sengaja-dan-sistematis
Ilustrasi. Polisi dan tentara berdiri di tengah kabut gas air mata dalam pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Kekacauan dalam pertandingan ini menewaskan 125 orang. (Sumber: Yudha Prabowo/Associated Press)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil telah melakukan investigasi, terkait kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022 lalu yang menewaskan 131 orang. 

Tim pencari fakta ini terdiri dari LBH Pos Malang, LBH Surabaya, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Lokataru, IM 57+ Institute, dan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

Berdasarkan temuan awal, peristiwa kekerasan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan merupakan dugaan kejahatan yang terjadi secara sistematis yang tidak hanya melibatkan pelaku lapangan.

"Kami menilai telah terjadi tindak kekerasan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis, dilakukan oleh aparat keamanan, dengan tidak hanya melibatkan aktor lapangan saja, yang saat ini telah ditetapkan tersangka oleh aparat kepolisian," tulis Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil dalam siaran persnya, Minggu (9/1/2022).

Menurut mereka, tragedi Kanjuruhan juga melibatkan aktor lain, dengan posisi lebih tinggi yang seharusnya ikut bertanggung jawab, dan perlu diproses hukum lebih lanjut.

Selain itu, Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil menduga timbulnya korban jiwa akibat dari efek gas air mata yang digunakan oleh aparat kepolisian.

Mereka juga menyampaikan, tim telah berjumpa dengan beberapa saksi, korban, dan keluarga korban, di mana sebagian korban disebut masih mengalami luka memar hingga trauma atas kekerasan yang mereka alami.

"Saat proses investigasi, kami bertemu dengan sejumlah saksi, korban dan keluarga korban dengan kondisi ada yang mengalami gegar otak, luka memar bagian muka dan tubuhnya, ruam merah pada muka, hingga trauma yang berat," jelasnya.

Adapun hal-hal tersebut berdasarkan 12 temuan awal Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil dari invesigasi yang dilakukan selama tujuh hari.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan: Investigasi Tim Pencari Fakta YLBHI Temukan Sejumlah Kejanggalan

Berikut 12 temuan Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil terkait tragedi Kanjuruhan:

1. Bahwa pada saat pertengahan babak kedua, terdapat mobilisasi sejumlah pasukan yang membawa gas air mata, padahal diketahui tidak ada ancaman atau potensi gangguan keamanan saat itu.

2. Bahwa ketika pertandingan antara Arema FC dan Persebaya selesai, diketahui terdapat sejumlah suporter yang masuk ke dalam lapangan, didasari pada keterangan saksi-saksi yang ada, hal tersebut terjadi oleh karena para suporter hanya ingin memberikan dorongan motivasi dan memberikan dukungan moril kepada seluruh pemain.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x