Kompas TV nasional politik

SBY Bilang Ada Tanda Pemilu 2024 Tak Jujur dan Adil, Politikus PDIP: Bapak Hoaks Nasional

Kompas.tv - 18 September 2022, 21:11 WIB
sby-bilang-ada-tanda-pemilu-2024-tak-jujur-dan-adil-politikus-pdip-bapak-hoaks-nasional
Anggota DPR Fraksi PDIP Deddy Sitorus di Kompas Petang, Kompas TV, Minggu (18/9/2022). (Sumber: Tangkap Layar Kanal YouTube Kompas TV)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV -  Anggota DPR Fraksi PDIP Deddy Sitorus menyebut Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai bapak hoaks nasional.

Hal itu disampaikannya merespons pernyataan SBY yang mengaku mendapat informasi ada indikasi penyelenggaraan Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan adil, serta yang menyebutkan Pilpres 2024 nanti akan diatur hanya ada dua pasang calon capres dan cawapres. 

Deddy pun menegaskan, pernyataan-pernyataan yang disebutkan oleh mantan Presiden RI ini merupakan tuduhan karena tidak memiliki dasar kuat dan hanya berdasar asumsi bukan fakta maupun data.

"Ketika bicara ada potensi 'konon' bahwa pemilu tidak akan jujur dan adil artinya penyelenggaraan pemilu, lalu dikaitkan dengan calon presiden yang hanya ada dua. Di sini saja pun beliau pantas kalau kami sematkan sebagai bapak hoaks nasional," kata Deddy dalam Kompas Petang, Kompas TV, Minggu (18/9/2022). 

"Kenapa? Karena beliau menyebutkan berdasarkan 'konon', dan beliau mengetahui bahwa Pemilu 2024 akan menjadi tidak jujur dan tidak adil, itu kan hoaks, faktanya apa?"


 

Dia pun kemudian menyayangkan pernyataan yang dilontarkan SBY tersebut, lantaran hal itu dinilai dapat merusak kepercayaan masyarakat serta hanya akan menimbulkan kegaduhan di tengah publik.

"Saya tidak tahu dasar informasi validitas data lalu kemudian indikator-indikator yang disebutkan Pak SBY sehingga beliau berani mengungkap ke publik hal-hal yang bersifat 'konon'," tegasnya. 

Deddy kemudian, justru menuding gelaran Pemilu 2009 ketika SBY masih menjabat Presiden RI sebagai puncak kecurangan dalam sejarah demokrasi Indonesia.

"Kalau bicara konon, konon 2009 itu adalah pemilu paling hancur-hancuran di kita," ujarnya. 

"Dan ada fakta yang valid, hanya di 2009 lah kita tidak punya data sampai tingkat TPS, itu puncak kehancuran kita dan manipulasi data serta pemilu saat itu sangat masif, itu bukan konon tapi punya data."

Baca Juga: SBY Sebut Ada Tanda Pemilu Tak Jujur, PDIP: Merusak Kepercayaan Publik, Timbulkan Kegaduhan

Diberitakan Kompas TV sebelumnya, SBY menyatakan bakal turun gunung menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Presiden RI ke-6 ini mengaku mendapat informasi penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut bisa tidak jujur dan adil.

Pernyataan SBY ini disampaikan kepada kader Partai Demokrat saat menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Tahun 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis (15/9).

Video pidato itu pun juga telah viral di media sosial, termasuk diunggah oleh akun Instagram DPD Partai Demokrat Sumatera Utara, @pdemokrat.sumut.

"Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang? Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," ujar SBY.

Dia melanjutkan berdasarkan informasi yang diterima, Pilpres 2024 konon akan diatur sehingga hanya diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dikehendaki.

"Konon akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," sambungnya.

"Informasinya, Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri, bersama koalisi tentunya. Jahat bukan? Menginjak-injak hak rakyat bukan."

Baca Juga: Terkait Pernyataan soal Pemilu 2024, Hasto Tuding SBY Menuduh Tanpa Fakta




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x