Kompas TV nasional peristiwa

Pengamat: Yang Disebut Effendi Simbolon TNI, Kenapa TNI AL dan TNI AU Tidak Marah Disebut Gerombolan

Kompas.tv - 15 September 2022, 07:34 WIB
pengamat-yang-disebut-effendi-simbolon-tni-kenapa-tni-al-dan-tni-au-tidak-marah-disebut-gerombolan
Pengamat Intelijen dan Keamanan Ridlwan Habib menilai Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa punya peran besar untuk meredam kisruh pernyataan Effendi Simbolon terkait TNI seperti gerombolan dan ormas di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Rabu (14/9/2022). (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Intelijen dan Keamanan Ridlwan Habib mempertanyakan kenapa TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara tidak memberikan respons atas pernyataan Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon yang menyamakan TNI sebagai gerombolan.

Berdasar video yang viral, pernyataan Effendy Simbolon hanya menuai protes dari TNI Angkatan Darat.

Pernyataan itu disampaikan oleh Pengamat Intelijen dan Keamanan Ridlwan Habib di Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Rabu (14/9/2022).

“Yang disebutkan oleh Effendi Simbolon itu adalah TNI bukan TNI Angkatan Darat, jadi semestinya yang marah tidak hanya TNI Angkatan Darat, karena yang disebutkan oleh Bang Effendy Simbolon kan tidak menyebutkan angkatan,” ucap Ridlwan.


 

“Nah ini yang kemudian menjadi pertanyaan bagaimana yang lain, Angkatan Laut, Angkatan Udara, kenapa mereka tidak membuat video kemarahan yang kemudian secara beruntun viral di mana-mana itu. Ini kan jadi pertanyaan publik, loh kok yang marah cuma Angkatan Darat padahal yang disebut adalah TNI-nya.”

Baca Juga: Kader PDIP Kepleset Bicara, Setelah Arteria Dahlan Kini Effendi Simbolon Meminta Maaf

Atas dasar itu, Ridlwan pun mempertanyakan apakah kemarahan prajurit TNI Angkatan Darat terjadi karena spontan atau memang perintah.

Sebab narasi muncul di ruang publik, pernyataan sejumlah prajurit TNI Angkatan Darat yang melakukan protes isinya sama.

“Tugas Kepala Staf Angkatan Darat adalah melakukan pembinaan di matranya, saya sih mendukung ya secara pribadi komplain teman-teman TNI AD, wajar,” ujar Ridlwan.

“Apakah marahnya ini sistematis by komando atau spontanitas dari teman-teman, ini akan menjadi satu pertanyaan karena kalau kemudian ini adalah perintah dari komando, apakah Panglima TNI perlu mensupervisi perintah-perintah semacam ini.”

Sebelumnya diberitakan, Effendy Simbolon, kader PDI Perjuangan yang bertugas di Komisi I DPR dalam rapat kerja dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sempat menyamakan TNI dengan gerombolan.

Baca Juga: Kapolda Metro Beri Bantuan Hukum untuk AKBP Jerry Siagian: Itu Kan Aturan Dalam Peraturan Kapolri

 

Adapun pernyataan itu diucapkan Effendi saat rapat kerja dengan Panglima TNI pekan lalu. Awalnya, dia menyoroti ketidakhadiran Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman pada rapat di Komisi I.

Padahal, dalam rapat tersebut, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo memenuhi panggilan Komisi I.

Dia pun kemudian, menyinggung terkait isu renggangnya hubungan Dudung Abdurachman dan Andika Perkasa.

"Semua ini kita hadir di sini untuk mendapatkan penjelasan dari Panglima TNI, dari KSAD, bukan dari Wakasad. Dan dari Menhan, dalam kaitannya ada apa yang terjadi di tubuh TNI ini?" kata Effendi di ruang rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022).

"Kami banyak sekali temuan-temuan ini, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan."

Pernyataan itu kemudian menimbulkan reaksi protes dan kemarahan dari sejumlah prajurit TNI dan akhirnya membuat Effendi Simbolon menyampaikan permohonan maaf.

“Dari lubuk hati terdalam saya mohon maaf atas perkataan saya yang menyinggung dan menyakiti prajurit siapapun dia perwira, tamtama, dan para pihak yang tidak nyaman atas perkataan yang dinilai lain. Saya mohon maaf. Saya tunjukkan pada seluruh prajurit bertugas atau purna dan para pihak yang tidak nyaman,” ucap Effendi, Rabu (14/9/2022).



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x