Kompas TV nasional peristiwa

Pakar Siber Duga Hacker Bjorka adalah Kelompok, Dilihat dari Pola Percakapan di Twitter dan Telegram

Kompas.tv - 13 September 2022, 19:46 WIB
pakar-siber-duga-hacker-bjorka-adalah-kelompok-dilihat-dari-pola-percakapan-di-twitter-dan-telegram
Pakar keamanan siber, Pratama Persadha, menduga peretas atau hacker yang menggunakan nama Bjorka merupakan suatu kelompok alias bukan satu orang. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

Data dari situlah yang kemudian dia ambil untuk melakukan doxing.

“Perlu diketahui, yang dicuri bukan data-data pejabat sebenarnya, karena dia punya data-data ini, data SIM card, data DPT, kemudian data yang lain, dia bisa melakukan profiling.”

Baca Juga: Bareskrim Polri Gabung Tim Khusus Usut Hacker Bjorka, Ada Data Negara Diretas

“Data-data ini yang digunakan untuk melakukan doxing. Kalau dia melakukan peretasan ke masing-masing orang, saya pikir nggak,” tegasnya.

Menurutnya, di Indonesia sebenarnya cukup banyak orang atau kelompok yang memiliki keahlian seperti yang dimiliki Bjorka, bahkan yang lebih hebat pun banyak.

“Banyak dong, yang lebih jago juga banyak.”

Seperti diwartakan KOMPAS TV sebelumnya, kebocoran data pribadi masyarakat Indonesia menjadi perbincangan publik selama beberapa hari terakhir setelah sebuah akun bernama Bjorka menjual data registrasi SIM card yang ia klaim berasal dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo) di forum peretas.

Kominfo pun menampik tudingan tersebut dan menyebut klaim Bjorka sebagai kebohongan atau hoaks. Sebab, Kominfo tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar dan pascabayar.

Beberapa hari kemudian, pada 6 September 2022, Bjorka kembali menjual data yang ia klaim berasal dari Komisi Pemilihan Umum.

Data yang dibocorkan mulai dari nama lengkap, nomor induk kependudukan (NIK), nomor kartu keluarga (KK), alamat lengkap, tempat dan tanggal lahir, usia, jenis kelamin, bahkan keterangan soal disabilitas.

Lalu, Bjorka kembali muncul dan menjual data yang ia klaim sebagai transaksi surat dan dokumen rahasia Presiden Republik Indonesia pada Sabtu (10/9/2022).




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x