Kompas TV nasional peristiwa

Sebut Ferdy Sambo Bos Mafia, Ketua Komnas HAM: Dia Mampu Mengendalikan Puluhan Polisi

Kompas.tv - 5 September 2022, 14:41 WIB
sebut-ferdy-sambo-bos-mafia-ketua-komnas-ham-dia-mampu-mengendalikan-puluhan-polisi
Tersangka pembunuhan berencana Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, eks Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, mengenakan baju tahanan dalam proses rekonstruksi, Selasa, 30 Agustus 2022. (Sumber: Baitur Rohman/Kompas.tv)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Video yang menunjukkan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik menyebut mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo sebagai bos mafia, viral di media sosial.

Tak hanya itu, Taufan juga menilai Ferdy Sambo bukanlah orang sembarangan di institusi Polri.

“Sambo bukan orang sembarangan, puluhan tahun jadi reserse. Bukan nggak tahu dia cara hahah iya kan, sebagai bos mafia, dia tahu caranya keluar dari...,” ucap Taufan dalam video viral yang dilihat KOMPAS TV, Senin (5/9/2022).

“Orang waktu saya tanyain segala macam ada saat dia nangis, ada saat dia senyum seperti kira-kira bahasa isyarat 'Lu nggak tahu siapa gua kali ya', hahah senyum ya.”

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Mayoritas Responden Nilai Kasus Brigadir J Belum Transparan

Sebagaimana diberitakan, hampir dua bulan terakhir, nama Ferdy Sambo mencuat dan menjadi perbincangan publik karena diduga menjadi otak dari pembunuhan berencana terhadap Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Bukan hanya itu, Ferdy Sambo bahkan membuat geger publik dengan upayanya membuat skenario palsu untuk mengaburkan fakta kematian Brigadir J.

Akibat skenarionya, 4 orang lainnya menjadi tersangka pembunuhan berencana Brigadir J, dan 6 anggota Polri menjadi tersangka obstruction of justice atau perbuatan merintangi penyidikan terhadap kasus tersebut.

Tidak hanya itu, skenario palsu Ferdy Sambo juga menyebabkan puluhan anggota Polri dimutasi hingga dipecat.

Dalam video yang viral itu, Taufan pun mengatakan hanya Bharada E yang saat ini di luar pengaruh atau kekuasaan Ferdy Sambo.


Baca Juga: Dugaan Kekerasan Seksual Putri Candrawathi, Kuasa Hukum Brigadir J: Komnas HAM bak Penyidik

“Dan jangan lupa kecuali si Bharada E itu yang lainnya masih dalam lingkarannya FS (Ferdy Sambo, red),” ujarnya.

Seperti diketahui, polisi telah menetapkan lima tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Selain Ferdy Sambo dan Bharada E atau Richard Eliezer, ada Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma’ruf yang merupakan sopir, dan Putri Candrawathi, istri Sambo.

“Bayangkan kalau mereka besok cabut BAP-nya, pusing enggak jaksa sama hakim.”

Taufan juga membeberkan, jika mantan Kadiv Propam Polri tersebut memiliki uang yang sangat banyak.

Sehingga dalam kasus yang disangkakan, Taufan meyakini Ferdy Sambo bisa membayar berapa pun pengacara top yang ada di Indonesia.

“Dia punya duit yang banyak, pengacara top Indonesia berapa orang dia bisa bayar,” ujarnya.

Baca Juga: Pengamat: Narasi Komnas HAM soal Pelecehan Seksual Bisa Jadi Dasar Putri Candrawathi Bela Diri

Menanggapi viralnya video tersebut, Taufan mengaku tidak tahu dirinya direkam hingga kemudian videonya diunggah.

Menurut Taufan, pernyataan yang viral di media massa disampaikannya saat santai usai diskusi di Medan, Sumatera Utara.

“Tanpa persetujuan ada yang merekam dan mem-posting. Itu kan tidak etis. Anyway, saya kecewa karena kok jurnalis bekerja seperti itu. Tapi sudahlah, apalagi sudah menjadi konsumsi publik,” ujarnya.

Dalam keterangannya, Taufan pun menyampaikan maksud kata mafia yang dialamatkan ke Ferdy Sambo adalah karena bekas Kadiv Propam Polri tersebut bisa mengendalikan sejumlah anggota Polri hingga merekayasa kasus.

Baca Juga: Ahli Psikologi Forensik: Narasi Komnas HAM Abadikan Stigma Pelaku Pelecehan Seksual untuk Brigadir J

“Dia (Ferdy Sambo) mampu mengendalikan puluhan polisi bahkan yang di luar kendalinya (Reskrim) serta melakukan rekayasa obstruction of justice, kan luar biasa itu," jelasnya.

“Kata mafia kurang tepat kalau di publik, itu kan istilah obrolan informal sesama teman. Sayangnya direkam dan di-posting.”



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x