Kompas TV nasional peristiwa

Sorotan Negatif Trimedya Panjaitan untuk Komnas HAM, Kompolnas dan LPSK dalam Kasus Ferdy Sambo

Kompas.tv - 22 Agustus 2022, 09:20 WIB
sorotan-negatif-trimedya-panjaitan-untuk-komnas-ham-kompolnas-dan-lpsk-dalam-kasus-ferdy-sambo
Anggota Komisi III DPR RI, Trimedya Panjaitan, mempertanyakan penggunaan senjata api jenis Glock oleh Bharada E untuk menembak Brigadir J. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Iman Firdaus

 

JAKARTA, KOMPAS.TV- Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan menilai negatif tiga lembaga yang ikut mengawasi kasus terbunuhnya Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo, mantan Kadiv Humas Polri. Keyiga lembaga itu Komnas HAM, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan Kompolnas. 

Komnas HAM dituding telah menjadikan kasus pembunuhan dengan tersangka utama Irjen Ferdy Sambo sebagai tunggangan untuk mencari popularitas.

Menurut Trimedya, langkah yang dilakukan Komnas HAM hanya berputar-putar pada pemeriksaan sejumlah pihak dalam perkara.

Pernyataan itu disampaikan oleh Trimedya Panjaitan dalam Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Senin (22/8/2022).

“Komnas HAM, Pak Taufan, saya ikutin beberapa waktu yang lalu katanya akan segera melakukan finalisasi. Komnas HAM sudah jauh tertinggal sekarang ini dengan pihak Polri. Pihak Polri sudah menetapkan 5 tersangka, kemudian pihak Polri yang saya dengar akan melakukan ujian komisi etik,” ucap Trimedya Panjaitan.

Baca Juga: Ternyata, Penetapan Pasal 340 KUHP untuk Ferdy Sambo yang Meminta Kapolri, Ini Penjelasannya

“Nah, Komnas HAM berputar-putar di situ, jadi seakan-akan kasus Sambo ini jadi tunggangan untuk popularitas.”

Trimedya bukan hanya menyoroti kinerja Komnas HAM, tapi juga LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) dan Kompolnas.

Untuk LPSK, Trimedya Panjaitan mempertanyakan alasan lembaga tersebut yang terkesan proaktif mendatangi istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

“Untuk apa LPSK mendatangi Ibu Putri? Harusnya LPSK itu mendatangi keluarga Yosua, bukan kepada Ibu Putri,” ujarnya.

“Hal-hal seperti ini lah yang kami lihat sepertinya ada sesuatu terjadi.”

Baca Juga: Hermawan: Penasihat Kapolri Susun Skenario Tembak Menembak dan Pelecehan Seksual Bersama Ferdy Sambo

Kemudian dengan Kompolnas, Trimedya menyayangkan narasi yang dibangun oleh Ketua Harian Kompolnas Benny Jozua Mamoto ke publik untuk kasus Ferdy Sambo.

Menurut Trimedya, Benny Jozua Mamoto seperti jadi juru bicara Ferdy Sambo dan bahkan kelihatannya pasang badan.

“Dengan Kompolnas, bisa kita liat bagaimana bisa kita lihat Pak Benny Mamoto sepertinya jadi juru bicara dan bahkan kelihatannya pasang badan,” ucap Trimedya Panjaitan.

Sikap dan pernyataan Benny Jozua Mamoto baru berubah setelah ada pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD pada akun twitternya.

Baca Juga: Pengamat: Penasihat Kapolri Itu Operator Bagi-Bagi Duit di Kasus Ferdy Sambo

Mengacu pada keterangan Mahfud MD, kata Trimedya, Benny Mamoto memang begitu mudah percaya kepada Ferdy Sambo karena Jenderal bintang dua tersebut menangis-nangis saat menyampaikan skenarionya.

“Statementnya Pak Mahfud, kenapa Benny Mamoto seakan-akan mempercayai begitu saja skenario yang dibuat itu, beliau ketemu dengan Pak Sambo, Pak Sambo nangis,” ujar Trimedya Panjaitan.

“Sehingga kaget lah, jenderal bintang dua dengan jabatan yang sangat strategis dan full power bisa nangis.”




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x