Benny mengaku dalam kasus ini dirinya juga bagian dari korban skenario jahat Irjen Sambo.
Niat Kompolnas untuk mengklarifikasi ke sumber resmi yang menangani kasus malah berujung pada kegaduhan.
Mantan Deputi Pemberantasan di BNN ini sangat jengkel ketika dirinya ikut dibohongi dan dipermalukan oleh skenario Irjen Sambo melalui Kapolres Jaksel.
Benny memastikan Kompolnas tidak berpihak kepada skenario dari Ferdy Sambo. Kompolnas juga memiliki pendapat agar korban mendapat pemakaman yang layak sebagai personel kepolisian dengan mengirimkan surat kepada Kapolri agar pemakaman Brigadir J dilakukan secara kedinasan.
Tetapi dengan kegaduhan ini tidak ada salahnya saya minta maaf meskipun saya jadi korban, meskipun saya dipermalukan," ujar Benny.
Baca Juga: Kala Benny Mamoto Tersenyum Ditanya Tanggapannya Soal Kapolda Metro Peluk Ferdy Sambo
Benny menjadi sorotan publik terkait pernyataannya soal tidak ada kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J. Pernyataan Benny pun kembali diputar dan menjadi viral di media sosial.
Para warganet mengkritik pernyataan Benny setelah Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengumumkan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, Irjen Ferdy Sambo, Ricky Rizal dan sopir Ferdy Sambo, Kuat Maruf menjadi tersangka pembunuhan berencana Brigadir J.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa turut memberi komentar. Desmond menilai pernyataan Benny tersebut terkesan tak profesional dalam menjalankan tugas saat melakukan pengawasan dalam penyelidikan kasus penembakan Brigadir J di rumah mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Demond mendesak agar Benny Mamoto mundur dari Kompolnas atas sikapnya yang tidak profesional.
Benny mengakui pernyataan "tidak ada kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J" didapat dari keterangan resmi kepolisian yakni dari Polres Jakarta Selatan.
Baca Juga: [Full] Pengacara Bacakan Permintaan Maaf Ferdy Sambo pada Rekan Sejawat: Akui Skenario
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.