Kompas TV nasional hukum

Ada Dugaan Rekayasa di Balik Kematian Brigadir J, Kapolri: Sedang Kita Dalami

Kompas.tv - 5 Agustus 2022, 18:40 WIB
ada-dugaan-rekayasa-di-balik-kematian-brigadir-j-kapolri-sedang-kita-dalami
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam keterangan pers terkait kasus baku tembak anggota Propam, Selasa (12/7/2022). (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tim khusus Polri sedang mendalami fakta sebenarnya di balik kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Titik terang pengungkapan fakta kematian Brigadir J perlahan mulai muncul dengan dimutasinya 25 personel Polri dari tingkat tamtama hingga perwira tinggi (pati) bintang satu berpangkat brigadir jenderal.

Mereka diduga terlibat dalam menyembunyikan, merusak hingga menghilangkan barang bukti yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) di rumah dinas mantan Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo.

Baca Juga: Kapolri Sudah Tahu Oknum Polisi yang Ambil CCTV Rusak Rumah Irjen Sambo

Ada kemungkinan kronologi awal peristiwa kematian Brigadir J merupakan sebuah rekayasa. 

Terkait hal itu, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memastikan, tim khusus yang dipimpin Wakapolri terus menggali fakta sebenarnya. Termasuk, menggali laporan awal mengenai peristiwa baku tembak Brigadir J dan Bharada E.

Diketahui, laporan awal insiden baku tembak ini dilatarbelakangi adanya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Irjen Sambo, Putri Candrawathi Sambo.

Baca Juga: Babak Baru! Kapolri Copot 3 Jenderal di Kasus Penanganan Brigadir J

Kemudian, menelusuri pihak-pihak yang melakukan pelanggaran etik dalam penanganan perkara kematian Brigadir J.

Menurut Kapolri, pihaknya sudah menemukan oknum anggota yang menyembunyikan, merusak, dan menghilangkan barang bukti di TKP.

"Pak Kabareskrim dan Timsus sedang mendalami terkait peristiwa yang terjadi. Tentunya semua motif sedang kita gali kemudian semuanya jadi jelas. Jadi ini tugas dari Timsus untuk kemudian membuat terang semuanya," ujar Kapolri saat jumpa pers di Mabes Polri, yang disiarkan dalam Breaking News KOMPAS TV, Kamis malam (5/8/2022).

Baca Juga: Kapolri Dalami Dugaan Pihak yang Suruh Bharada E Tembak Brigadir J

Lebih lanjut, Listyo memastikan, tim khusus yang dibentuk bekerja secara profesional dan akuntabel dengan mengedepankan pembuktian secara ilmiah. 

Pihaknya juga masih menunggu hasil autopsi ulang dari jenazah Brigadir J, yang diharapkan dapat memunculkan petunjuk.


 

Kemudian tim khusus sudah melakukan pemeriksaan balistik, uji forensik, metalurgi forensik, penelusuran DNA dan hal lain demi terungkapnya fakta sebenarnya kematian dari Brigadir J.

"Jadi semuanya satu rangkaian pemeriksaan, pembuktian secara scientific tentunya ini akan kita pertanggungjawabkan kepada publik," ujar Listyo. 

Baca Juga: Laksanakan Perintah Kapolri, Kabareskrim: Timsus Kaji Ulang Laporan Istri Ferdy Sambo dan Bharada E

Adapun saat ini Polri sedang melakukan pemeriksaan terhadap 25 personel dari tingkat tamtama hingga pati.

Seluruh 25 personel tersebut melakukan pelanggaran etik lantaran tidak profesional dalam menangani perkara baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo yang mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia. 

Surat Telegram Khusus untuk memutasi para perwira yang melakukan pelanggaran etik tersebut juga sudah dikeluarkan Kapolri Jenderal Listyo.

Para perwira Polri itu kini dimutasi ke Pelayanan Markas (Yanma) Mabes Polri. 

Baca Juga: Jawaban Ferdy Sambo Ketika Ditanya Soal Kronologi Kasus Tewasnya Brigadir J

Sebanyak 25 personel itu berasal dari kesatuan Bareskrim Polri, Dit Propam Polri, Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Selatan.

25 personal tersebut terdiri dari beragam pangkat, yakni:

  • 3 personel berpangkat Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen)
  • 5 personel Komisaris Besar Polisi (Kombes).
  • 3 personel Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) 
  • 2 personel berpangkat Komisaris Polisi (Kompol) 
  • 7 personel perwira pertama (pama) 
  • 5 personel bintara dan tamtama

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x