Kompas TV nasional kesehatan

Guru Besar UGM Beberkan Cara Penularan Cacar Monyet dari Hewan ke Manusia

Kompas.tv - 30 Juli 2022, 12:58 WIB
guru-besar-ugm-beberkan-cara-penularan-cacar-monyet-dari-hewan-ke-manusia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah cacar monyet atau Monkeypox sebagai keadan darurat kesehatan global. (Sumber: Antaranews)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

Penularan secara vertikal dapat terjadi dan dapat berujung pada komplikasi, cacar bawaan, atau lahir mati.

“Masa inkubasi cacar monyet umumnya berkisar 6 sampai 13 hari. Pasien dinyatakan infeksius dari saat ruam mulai muncul hingga deskuamasi atau pergantian kulit.”

“Proses ini membutuhkan waktu hingga beberapa minggu," katanya.

Gejala Cacar Monyet

Pada manusia, kata Artama, gejala penyakit ini sangat mirip dengan penyakit cacar, yaitu demam (>38,5°C), kelemahan, menggigil dengan atau tanpa keringat, nyeri tenggorokan dan batuk, pegal-pegal, pembengkakan kelenjar limfa, dan sakit kepala.

Gejala-gejala tersebut akan diikuti dengan kemunculan ruam makular-papular berbatas jelas, vesikular, pustular, hingga lesi berkeropeng.

Lesi bertahan sekitar 1 sampai 3 hari pada setiap tahap dan berprogres secara bersamaan. Area kemunculan lesi adalah wajah (98 persen), telapak kaki dan tangan (95 persen), membran mukosa mulut (70 persen), genital (28 persen), dan konjungtiva (20 persen).

“Secara umum lesi lebih jelas pada anggota gerak dan wajah dibandingkan pada badan. Manifestasi pada area genital dapat menjadi dilema diagnosis pada populasi berpenyakit menular seksual (PMS)," ungkapnya.

Baca Juga: WHO Nyatakan Cacar Monyet Darurat Global, Ini Langkah Antisipasi Pemerintah

Menurut Artama, vaksinasi atau penggunaan vaksin cacar (orthopoxvirus lain seperti virus vaccinia) setidaknya memberikan perlindungan parsial terhadap infeksi virus monkeypox.

Pada 2019, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui vaksin JYNNEOSTM untuk mencegah penyakit cacar monyet dengan efektivitas mencapai 85 persen.

Upaya Pencegahan

Sementara untuk pencegahan, menyitir WHO, kata Artama, sebagai upaya perlindungan diri perlu menghindari kontak langsung dengan orang bergejala, menerapkan hubungan seksual yang aman, menjaga kebersihan tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer.

Serta menggunakan masker, serta mempraktikkan etika batuk dan bersin yang benar.

Sedangkan upaya pencegahan di rumah dapat dilakukan dengan melakukan praktik kebersihan yang baik atau good hygiene practices, mencuci kain dengan deterjen, memisahkan alat makan orang terinfeksi.

Kemudian mencuci alat makan menggunakan air panas atau air hangat dan sabun dengan memakai sarung tangan, dan membersihkan permukaan terkontaminasi dengan disinfektan.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x