Kompas TV nasional peristiwa

Mengapa Masih Turun Hujan Lebat saat Musim Kemarau? Ini Jawaban BMKG

Kompas.tv - 16 Juli 2022, 16:14 WIB
mengapa-masih-turun-hujan-lebat-saat-musim-kemarau-ini-jawaban-bmkg
Ilustrasi hujan lebat di musim kemarau terjadi di daerah Jakarta Pusat. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan jawaban masih turunnya lebat saat musim kemarau. (Sumber: KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebagian dari kita mungkin heran dengan adanya hujan di musim kemarau. Apalagi, sejumlah wilayah di Indonesia bahkan dilaporkan mengalami banjir.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan alasan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di musim kemarau.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, fenomena ini disebabkan karena aktifnya fenomena dinamika atmosfer skala global-regional yang cukup signifikan, termasuk La Nina pada bulan Juli yang masih aktif.

Baca Juga: Daftar 92 RT di Jakarta yang Terendam Banjir Hari Ini, Tersebar di 3 Wilayah DKI

Meski tergolong dalam kategori lemah, La Nina ini menyebabkan curah hujan masih ada sehingga turun hujan di musim kemarau.

“Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia,” kata Guswanto, mengutip Antara, Sabtu (16/7/2022).

Selain La Nina, ada pula fenomena Dipole Mode di Samudra Hindia yang masih berpengaruh dalam meningkatkan curah hujan, khususnya di wilayah Indonesia bagian barat.

Dalam skala regional, beberapa fenomena gelombang atmosfer yang berperan meningkatkan curah hujan, di antaranya MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang terjadi pada periode yang sama.

“Adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat juga mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut,” jelas Guswanto.

“Didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer," lanjutnya.




Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x