Kompas TV nasional agama

63 Persen Calon Haji Berisiko Tinggi, Tim Kesehatan Ingatkan Jaga Kesehatan Hadapi Puncak Haji

Kompas.tv - 3 Juli 2022, 16:00 WIB
63-persen-calon-haji-berisiko-tinggi-tim-kesehatan-ingatkan-jaga-kesehatan-hadapi-puncak-haji
Ilustrasi. Kursi roda tersedia untuk jemaah calon haji 2022 di Masjidil Haram, Makkah. Kursi-kursi roda itu bisa digunakan saat melakukan sai dan tawaf. (Sumber: Biro Data Kemenag)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Edy A. Putra

MEKKAH, KOMPAS.TV - Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana menjelaskan bahwa kondisi fisik sebanyak 63 persen jemaah calon haji Indonesia tergolong berisiko tinggi (risti).

Karena itu, pihaknya terus mengingatkan jemaah untuk beristirahat selama tiga hari untuk menghadapi puncak haji di Arafah, Muzdhalifah, dan Mina (Armuzna).

"Paling tidak tiga hari sebelum Armuzna jemaah perbanyak istirahat di hotel, pastikan stamina dan kesehatan terjaga sebelum puncak haji," kata Budi dilansir dari Antara, Minggu (3/7/2022).

Petugas, kata Budi, juga terus mengingatkan jemaah calon haji untuk tidak melakukan aktivitas yang berlebihan menjelang Azmurna, sehingga dapat menjaga kondisi fisik yang prima.

"Agar jamaah tidak lelah dan stres. Hal ini bisa memicu kekambuhan penyakit. Cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan istirahat," terangnya.


Baca Juga: 46 WNI Jemaah Haji Furoda Dideportasi karena Masalah Visa, Sapuhi: Anehnya di Jakarta Kok Bisa Lolos

Sebelumnya, Kompas.id mewartakan bahwa kondisi kesehatan sebanyak 35,81 persen dari 100.051 calon haji asal Indonesia dikategorikan berisiko tinggi.

Mereka menderita sejumlah penyakit, seperti jantung, hipertensi, dan penyakit penyerta lainnya. Kondisi kesehatan mereka akan dipantau intensif oleh tenaga kesehatan pendamping.

Budi menjelaskan, selain mengandalkan pendampingan tenaga kesehatan, Kementerian Kesehatan juga akan menggunakan aplikasi TeleJemaah dan gelang yang berfungsi seperti smart watch atau wrist band.

Alat semacam gelang tangan pintar itu digunakan untuk memantau beberapa indikator kesehatan jemaah, seperti detak jantung, saturasi oksigen, dan peringatan waktu minum untuk menghindari dehidrasi.

Koordinator Promosi Kesehatan, dokter Edi Supriyatna mengatakan, pihaknya juga terus menggaungkan pesan-pesan agar jemaah menyesuaikan aktivitas fisik dengan kondisi kesehatan mereka.

"Materi promosi fokus pada minum jangan tunggu haus, minum air dicampur elektrolit (oralit), pemeriksaan kesehatan jamaah haji yang memiliki penyakit komorbid, penggunaan masker dan payung agar terhindar dari sengatan matahari, berhenti merokok dan penyesuaian aktivitas untuk menghindari kelelahan terus kita gaungkan," pungkas Edi.



Sumber : Kompas TV, Antara, Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x