Kompas TV nasional politik

Tanggapi Isu Jatah Menteri di Reshuffle Kabinet Besok, Saleh Daulay Akui PAN Dapat Pesan dari Istana

Kompas.tv - 14 Juni 2022, 19:53 WIB
tanggapi-isu-jatah-menteri-di-reshuffle-kabinet-besok-saleh-daulay-akui-pan-dapat-pesan-dari-istana
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Daulay dan Peneliti Charta Politika Ardha Ranadireksa dalam Sapa Indonesia Malam, Selasa (14/6/2022). (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV -  Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Daulay tidak menampik bahwa partainya telah mendapatkan pesan dari istana terkait isu reshuffle kabinet yang kemungkinan akan berlangsung besok, Rabu (15/6/2022).

"Sebetulnya ada saja ya," kata Saleh dalam acara Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Selasa (14/6/2022).

Namun, Saleh menggarisbawahi bahwa pihaknya masih menunggu keputusan Presiden Jokowi besok,

"Kami posisinya sampai saat ini menunggu, sudah beberapa kali kan isu reshuffle ini akan dilakukan, tapi belum berlangsung juga," terangnya.

Ia melanjutkan, PAN akan memberi kesempatan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi terkait reshuffle kabinet.

"PAN itu posisinya memberikan kesempatan sepenuhnya untuk resuffle kabinet kepada presiden," imbuhnya.

Baca Juga: Isu Reshuffle Kabinet Indonesia Maju, Bima Arya: PAN Dapat 1 Kursi Menteri

Menurut Saleh, selama ini partainya sudah mendukung kebijakan pemerintah Presiden Jokowi. 

Namun, imbuh Saleh, apabila partainya diberi kesempatan untuk menempati jabatan menteri, tentu dukungan PAN akan lebih praktis dan konkrit terhadap pemerintah.

"Kalau nanti ternyata kami diberi kesempatan, ada kader kami yang bisa duduk sebagai menteri, tentu dukungan itu tidak lagi hanya sebatas dukungan politik di parlemen, tetapi juga sudah ikut mengerjakan kegiatan-kegiatan pemerintahan secara lebih praktis di dalam kabinet itu sendiri dan itu tentu dukungannya sangat konkrit," kata Saleh.

Saleh juga mengungkapkan alasan dirinya tidak langsung mengonfirmasi isu yang tersebar terkait jatah menteri bagi PAN.

"Pertama, kami tidak mau posisi kami mendesak dan seakan-akan meminta jabatan apapun kepada presiden," terangnya.

Alasan kedua, menurut Saleh, pihaknya tidak ingin membuat partai lain menilai PAN bereaksi berlebihan.

"Kami orang yang datang belakangan, karena itu kami tidak mau ada posisi partai-partai yang selama ini mendukung presiden, merasa kami itu berlebihan, dan macam-macam," ungkapnya.

Baca Juga: Reshuffle Kabinet Indonesia Maju, PAN Prediksi Ada Nama Besar yang Diganti Jokowi

Ia juga tidak ingin membuat partai lain merasa tidak nyaman.

"Ini sensitif, dan kami tidak mau kalau posisi kami justru membuat partai-partai lain tidak nyaman," tegasnya.

Meski demikian, Saleh mengatakan pihaknya akan patuh dan taat bila PAN ditunjuk menjadi bagian dari kabinet Presiden Jokowi.

"Kalau misalnya nanti presiden sudah memutuskan ya tentu kita sami'na waato'na (patuh dan taat), karena kami sekarang secara realitas mendukung program pemerintah," tuturnya.

Di sisi lain, Peneliti Charta Politika Ardha Ranadireksa menjelaskan, hasil survei lembaganya menunjukkan bahwa penilaian publik paling rendah tertuju pada bidang ekonomi dalam pemerintahan Presiden Jokowi.

"Survei Charta Politika, penilaian publik terhadap bidang ekonomi ini yang paling rendah, walaupun kita lihat trennya sudah mulai naik," jelasnya.

Ia menilai, jabatan menteri yang mungkin akan di-reshuffle oleh presiden adalah posisi menteri yang berkaitan dengan urusan ekonomi dan perdagangan. .

"Saya tidak ingin mendahului presiden, menurut saya menteri di bidang ekonomi, saya tidak berani sebutkan siapa-siapanya, ada beberapa kesalahan yang terjadi, misalnya naiknya harga minyak goreng, harga kebutuhan pokok, dan sebagainya," kata Ardha.

"Mungkin beberapa menteri yang cukup intens mengurus itu menurut saya," pungkasnya.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x