Kompas TV nasional agama

Hari Raya Idulfitri 2022 Jatuh pada 1 atau 2 Mei? Ini Kata Pemerintah, NU, Muhammadiyah, hingga BRIN

Kompas.tv - 30 April 2022, 22:15 WIB
hari-raya-idulfitri-2022-jatuh-pada-1-atau-2-mei-ini-kata-pemerintah-nu-muhammadiyah-hingga-brin
Ilustrasi Sidang Isbat 2022 penentuan awal Ramadan 1443 H. Kapan hari raya Idulfitri 2022 (Sumber: ANTARA/Kompas TV)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Fadhilah

Meski begitu, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat mendatang sudah memenuhi kriteria baru MABIMS, yakni ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. 

Ia melanjutkan, pada 29 Ramadan 1443 Hijriah atau 1 Mei 2022, tinggi hilal di Indonesia antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat. 

“Artinya, secara hisab pada hari tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk kriteria baru MABIMS,” ujar dia di Jakarta pada Senin (25/4/2022), dilansir dari laman Kemenag. 

Apabila secara rukyat, hilal terlihat dan benar memenuhi kriteria tersebut, maka Idul Fitri 1443 H akan jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. 

Berdasarkan hal ini, diprediksi Hari Raya Idul Fitri 2022 kemungkinan bisa sama antara pemerintah dan Muhammadiyah.

Prediksi BRIN dan BMKG  

Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sendiri memprediksi 1 Syawal 1443 H atau Idulfitri 1443 H/2022 M akan jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

“Secara hisab, posisi bulan pada saat Maghrib 1 Mei 2022 di wilayah Sumatera bagian utara dekat dengan batas kriteria elongasi 6,4 derajat,” ujar ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin, dikutip dari Kompas.com, 21 April 2022. 

Selain itu, berdasarkan kriteria imkan rukyat atau visibilitas hilal di sebagian wilayah Indonesia saat Maghrib 1 Mei 2022, hilal kemungkinan bisa dirukyat atau diamati dengan menggunakan alat optik seperti binokuler atau teleskop. 

Meski demikian, Thomas mengatakan, tetap ada potensi perbedaan perayaan Idulfitri 2022. 

Penjelasan BMKG

Sementara itu, kepala pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono memaparkan, konjungsi (Ijtimak) awal Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum Matahari terbenam pada Ahad, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27 WIB atau 04.27 WITA atau 05.27 WIT. 

Rahmat juga menjelaskan, waktu terbenam Matahari, paling awal terjadi di Merauke (Papua) pukul 17.29 WIT dan paling akhir pukul 18.45 WIB di Sabang (Aceh). 

Sementara itu, tinggi Hilal saat matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 3,79 derajat di Merauke (Papua) sampai dengan tertinggi sebesar 5,57 derajat di Sabang (Aceh).

Elongasi saat Matahari terbenam terkecil terjadi sebesar 4,88 derajat di Oksibil (Papua) sampai dengan terbesar 6,35 derajat di Sabang (Aceh).

Lalu, umur Bulan saat Matahari terbenam berkisar dari yang termuda sebesar 12,03 jam di Merauke (Papua) sampai dengan yang tertua sebesar 15,30 jam di Sabang (Aceh).

Lag atau selisih terbenamnya Matahari dan terbenamnya Bulan berkisar antara 19,19 menit di Merauke (Papua) sampai dengan 27,07 menit di Sabang (Aceh). 

Kecerlangan Bulan (FIB) saat Matahari terbenam berkisar antara 0,18 persen di Oksibil (Papua) sampai dengan 0,31 persen di Sabang (Aceh). 

"Berdasarkan data-data tersebut di atas, pengamatan Rukyat Hilal pada 1 Mei 2022 hilal berpotensi terlihat (teramati), namun tergantung kondisi cuaca saat pengamatan di setiap lokasi pengamatan," ujar Rahmat dikutip dari Kompas.com, 22 April 2022. 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x