Kompas TV nasional agama

Kemenag Perkenalkan Label Halal Baru, Ini Filosofinya

Kompas.tv - 12 Maret 2022, 16:01 WIB
kemenag-perkenalkan-label-halal-baru-ini-filosofinya
Logo Halal Indonesia terbaru yang wajib dicantumkan secara nasional, resmi diperkenalkan pada Sabtu (12/3/2022). Label halal baru ini efektif berlaku nasional per 1 Maret 2022 dan memiliki banyak filosofi terkait budaya Indonesia. (Sumber: Kemenag)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi mengenalkan label halal terbaru hari ini, Sabtu (12/3/2022). Label halal baru ini efektif berlaku secara nasional per 1 Maret 2022 dan memiliki banyak filosofi terkait dengan budaya Indonesia. 

Menurut Kepala Bapan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag Aqil Irham, penetapan label halal tersebut dituangkan dalam Keputusan Kepala BPJPH Nomor 40 Tahun 2022 tentang Penetapan Label Halal.

Aqil Irham menjelaskan, label Halal Indonesia secara filosofi mengadaptasi nilai-nilai ke-Indonesia-an.

Bentuk dan corak yang digunakan merupakan artefak-artefak budaya yang memiliki ciri khas yang unik, berkarakter kuat dan merepresentasikan Halal Indonesia.

"Bentuk label Halal Indonesia terdiri atas dua objek, yaitu bentuk Gunungan dan motif Surjan atau Lurik Gunungan pada wayang kulit yang berbentuk limas, lancip ke atas. Ini melambangkan kehidupan manusia," kata Aqil Irham mengilustrasikan di situs resmi Kemenag, Sabtu (12/3/2022).

Baca Juga: Resmi! Ini Label Logo Halal Terbaru, Wajib Dicantumkan Secara Nasional

Filosofi Logo Halal dan Karya dari Indonesia 

Aqil juga memberi penjelasan terkait bentuk logo halal baru tersebut yang menyerupai sebuah bentuk gunung tersusun rapi dengan warna ungu, dan kaligrafi yang sangat khas nuansa islami. 

"Bentuk gunungan itu tersusun sedemikian rupa berupa kaligrafi huruf Arab yang terdiri atas huruf a, Lam Alif, dan Lam dalam satu rangkaian sehingga membentuk kata Halal," lanjutnya menerangkan.

Menurutnya, bentuk tersebut menggambarkan bahwa semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, maka manusia harus semakin mengerucut (golong gilig), manunggaling (menyatunya) Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa, dan Karya dalam kehidupan, atau semakin dekat dengan Sang Pencipta.

Sedangkan motif Surjan yang juga disebut pakaian takwa mengandung makna-makna filosofi yang cukup dalam.

Ia menjelaskan, di antaranya, bagian leher baju surjan memiliki kancing 3 pasang (6 biji kancing) yang kesemuanya menggambarkan rukun iman.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x