Kompas TV nasional peristiwa

Dihujani Kritik, Sahroni Tetap Bela BNPT soal Penceramah Radikal: Tidak Perlu Diributkan

Kompas.tv - 9 Maret 2022, 10:33 WIB
dihujani-kritik-sahroni-tetap-bela-bnpt-soal-penceramah-radikal-tidak-perlu-diributkan
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni dukung BNPT soal penceramah radikal, apa alasannya? (Sumber: dpr.go.id)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Gading Persada

Pernyataan Presiden pada Rapat Pimpinan TNI - Polri di Mabes TNI, Jakarta, awal Maret ini (1/3),menurut Nur Wakhid harus ditanggapi serius oleh seluruh kementerian, lembaga pemerintah dan masyarakat pada umumnya tentang bahaya radikalisme. 

“Sejak awal kami (BNPT) sudah menegaskan bahwa persoalan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini karena sejatinya radikalisme adalah paham yang menjiwai aksi terorisme. Radikalisme merupakan sebuah proses tahapan menuju terorisme yang selalu memanipulasi dan mempolitisasi agama,” katanya.

Sementara itu, untuk mengetahui penceramah radikal, Nurwakhid mengurai beberapa indikator yang bisa dilihat dari isi materi yang disampaikan bukan tampilan penceramah.

Baca Juga: Kepala BNPT: 20.000 WNI Hampir Berangkat ke Suriah, Berhasil Dicegah

Lima Indikator Penceramah Radikal Menurut BNPT

BNPT lantas menjelaskan lima indkator penceramah radikal. Lima indikator ini dapat dilihat dari isi materi yang disampaikan, bukan dari tampilan si penceramah.

Pertama, saat menyampaikan materi penceramah mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan pro-ideologi khilafah transnasional. 

Kedua, mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.

Ketiga, menanamkan sikap antipemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian atau hate speech, dan sebaran hoaks.

Keempat, memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas). 

Kelima, biasanya memiliki pandangan antibudaya ataupun antikearifaan lokal keagamaan.

"Mengenali ciri-ciri penceramah jangan terjebak pada tampilan, tetapi isi ceramah dan cara pandang mereka dalam melihat persoalan keagamaan yang selalu dibenturkan dengan wawasan kebangsaan, kebudayaan, dan keragaman," ujarnya, Sabtu (5/3/2022). Dikutip dari Antara. 




Sumber : Kompas TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x