Kompas TV nasional peristiwa

68 Persen Kasus Meninggal Belum Dapat Vaksin Lengkap, Kemenkes Ingatkan Pentingnya Vaksinasi

Kompas.tv - 15 Februari 2022, 04:05 WIB
68-persen-kasus-meninggal-belum-dapat-vaksin-lengkap-kemenkes-ingatkan-pentingnya-vaksinasi
Kemenkes mencatat sudah ada 1090 pasien meninggal di masa varian Omicron mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia. (Sumber: BBC News Graphics)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kemenkes mencatat sudah ada 1.090 pasien meninggal selama masa varian Omicron mendominasi kasus Covid-19 di Indonesia.

Dari 1.090 pasien yang meninggal diketahui 68 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap.

Vaksinasi lengkap dua dosis menjadi salah satu upaya mencegah pasien untuk penderita gejala berat hingga risiko kematian akibat terinfeksi Covid-19.

“Dari data 1.090 pasien yang meninggal hingga minggu (13/2), 68% di antaranya belum divaksinasi lengkap, 76% usianya lebih dari 45 tahun, 49% masuk golongan lanjut usia, dan 48% memiliki komorbid."

"Kembali kami mengimbau masyarakat, termasuk anak-anak dan kelompok lanjut usia, untuk segera melengkapi vaksinasi karena vaksinasi telah terbukti mampu melindungi kita dari risiko gejala berat hingga kematian akibat terpapar Covid-19. Tidak ada lagi alasan kita untuk tidak mau divaksinasi melihat data-data yang ada,” ujar Siti Nadia Tarmizi Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Senin (14/2/2022).

Baca Juga: Omicron Tak Terbendung, Dekati Puncak Gelombang Delta

Apabila dibandingkan jumlah kasus meninggal di masa dominasi varian Omicron dengan puncak gelombang Delta 2021 lalu, perbandingan kasusnya masih sangat jauh.

Data terakhir kasus meninggal harian mencapai 145 jiwa per hari, jauh dibandingkan puncak Delta yang menyentuh angka 1.800 jiwa per hari.

“Untuk menekan korban akibat terinfeksi Covid-19, penguatan pelayanan kesehatan terus dilakukan selain upaya pencegahan melalui percepatan laju vaksinasi, testing, dan tracing. Dari sisi kapasitas rumah sakit, per hari ini (14/2) pukul 18:30 WIB."

"Pasien yang dirawat ada di 32% dari total ketersediaan tempat tidur dan isolasi. Artinya, rumah sakit kita masih memiliki kapasitas yang sangat baik untuk menampung pasien Covid-19. Angka ini baru sementara dan kapasitas ini masih dapat terus ditingkatkan jika memang diperlukan,” ujar Nadia.

Sampai Minggu (13/2) Kemenkes telah melakukan tes spesimen mencapai 451.040 dan rata-rata tes spesimen 7 minggu terakhir mencapai 410.846.

Baca Juga: Luhut: Omicron Hanya Dua Kali Lebih Mematikan dari Penyakit Flu Biasa

Selain itu, kesediaan oksigen di rumah sakit di 10 Provinsi dengan peningkatan kasus tertinggi masih di atas 48 jam.

Total oksigen konsentrator di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Bali, Sumatera Utara, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, dan Papua mencapai 10.326. Sedangkan jumlah oksigen generator mencapai total 65.

Kesiapan tenaga kesehatan juga terus ditingkatkan. Kekurangan tenaga kesehatan yang masih dapat diatasi oleh fasilitas pelayanan kesehatan melalui pengaturan SDM sehingga tidak berdampak pada pelayanan kesehatan.

Kemenkes mengimbau agar pasien tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan agar melakukan isolasi mandiri di rumah, atau di tempat isolasi terpusat yang disediakan pemerintah.

Hal ini akan mampu meringankan beban rumah sakit hingga 70 persen. Dengan begitu pasien sedang hingga kritis bisa ditangani secara terfokus.

“Sejak adanya perbaikan layanan pengantaran obat bagi pasien isoman yang berkonsultasi melalui platform telemedisin, 85 persen paket obat Kemenkes kini sudah bisa sampai maksimal H+1 sejak pemesanan dilakukan,” jelas Nadia.

Harapannya, dengan perbaikan layanan ini, masyarakat semakin tenang untuk melakukan isolasi mandiri dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan di rumah masing-masing.

Baca Juga: Ragam Cara UGM Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Varian Omicron




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x