Kompas TV nasional update corona

Covid-19 Naik Tajam, Jokowi Minta Evaluasi Pembelajaran Tatap Muka di DKI, Jawa Barat, dan Banten

Kompas.tv - 1 Februari 2022, 12:47 WIB
covid-19-naik-tajam-jokowi-minta-evaluasi-pembelajaran-tatap-muka-di-dki-jawa-barat-dan-banten
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers terkait perkembangan Covid-19 di Istana Bogor, Jumat (28/1/2022). (Sumber: YouTube Sekretariat Presiden)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) meminta evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

Permintaan tersebut disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara virtual dari Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Senin (31/1/2022), seperti dilansir laman resmi setkab.go.id, Selasa (1/2/2022).

"Saya juga minta adanya evaluasi untuk pembelajaran tatap muka, utamanya di Jawa Barat, di DKI Jakarta, dan di Banten," ujar Jokowi.

Jokowi juga meminta agar para menteri dan pimpinan lembaga terkait berhati-hati menyikapi kondisi pandemi saat ini.

Saat ini, kata dia, persentase kasus aktif Covid-19 mengalami kenaikan hingga 910 persen dari sebelumnya.

"Hati-hati, saya ingin menegaskan kehati-hatian kita karena kasus aktif (Covid-19) naik 910 persen. Dari yang sebelumnya 6.108 kasus di tanggal 9 Januari (2022), kemudian menjadi 61.718 kasus di 30 Januari (2022)," jelasnya.

Baca Juga: Guru Positif Covid-19, Sekolah Gelar Tes Usap Massal

Selain itu, kasus baru Covid-19 juga mengalami peningkatan 2.248 persen. Yakni dari 529 kasus pada 9 Januari 2022 menjadi 12.422 kasus pada 30 Januari 2022.

"Sekali lagi, hati-hati kita dalam menyikapi ini," tegas Jokowi.

"Tapi yang kita patut bersyukur meskipun kasus aktif naik 910 persen, tidak diikuti dengan melonjaknya angka kematian, ini bagus. Meskipun demikian, tetap harus kita harus tetap waspada," tuturnya.

Sebelumnya, ahli epidemiologi Indonesia dari Griffith University, Dicky Budiman, menyarankan agar kebijakan PTM di sekolah dihentikan.

Seharusnya, kata Dicky,  pemerintah mengambil sikap lebih cepat mengingat kasus Covid-19 semakin melonjak.

"Sudah saatnya (PTM diberhentikan), bahkan menurut saya sudah agak terlambat," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Signifkan, Jokowi Merasa Bersyukur Karena Ini

Menurutnya, PTM harus diberhentikan setidaknya hingga pertengahan Maret 2022. Sebab, masa tersebut diprediksi akan menjadi momen kritis penyebaran kasus varian Omicron.

"Pembelajaran tatap muka harus diberhentikan setidaknya Februari ini hingga pertengahan Maret 2022," kata dia.




Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x