Kompas TV nasional berita utama

Alissa Wahid soal Perusakan Sesajen: Orang Memaksakan Ajarannya Kepada Pihak Lain, Itu Pelanggaran

Kompas.tv - 18 Januari 2022, 10:40 WIB
alissa-wahid-soal-perusakan-sesajen-orang-memaksakan-ajarannya-kepada-pihak-lain-itu-pelanggaran
Pria yang menendang sesajen di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diduga seorang relawan di lokasi erupsi Semeru (Sumber: Tangkapan Layar)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Purwanto

Oleh karena itu, Alissa menilai perilaku perusak sesajen tidak etis jika dianggap sebagai kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berpikir.

“Dalam Al Quran tertuang, ‘la iqro hafidzin’, yaitu tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Itu panduan, jadi kebebasan berpendapat itu betul, tapi tidak sama dengan bertindak semau-maunya,” jelas Alissa.

Tak hanya itu, lanjut Alissa, dalam Al Quran Surat Al Maidah ayat 8 dikatakan ‘Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa’.

“Seseorang yang berlaku intoleran, tidak memahami kaidah hidup beragama yang sudah digariskan di dalam Islam. Soal keadilan itu sudah jelas sekali tertuang di dalam Al Quran,” ujar Alissa

Atas dasar itu, Alissa menekankan kepada masyarakat agar tidak mentafsirkan sesuatu secara tekstual atau mempedomani satu perintah saja untuk dipraktikan, tanpa memahami makna dan nilai dibaliknya.

Baca Juga: Sorotan Berita: Penendang Sesajen Ditangkap, Fico Fachriza Kena Narkoba, hingga Gempa Banten 6,6 M

“Jadi tidak bisa kita hanya mempedomani satu perintah saja tentang memberantas kemusyrikan. Dan kebanyakan orang itu seringkali hanya berhenti di praktiknya tapi tidak paham nilainya,” katanya.

Dalam keterangannya, Alissa pun mengingatkan dua hal yang dapat dilakukan kelompok moderat agar bersikap bijak ketika menghadapi fenomena kasus intoleransi dan ujaran kebencian atas nama agama.

“Pertama, tokoh moderat serta pemuka agama perlu menyampaikan pendapatnya, karena kalau tidak berpendapat itu kemudian seakan-akan menjadi hal yang dianggap benar. Sehingga tokoh moderat dan pemuka agama perlu menasihati dan meluruskan pemahaman keagamaan yang dangkal seperti itu,” ucapnya.

Kemudian yang kedua, memperkuat hubungan antar-kelompok masyarakat yang masih ingin merawat bangsa Indonesia.

“Jadi itu penting kita bersuara dengan lantang bahwa kita tidak ingin tindakan seperti ini tumbuh subur di Indonesia. Saya berharap hal ini akan dapat menghimpun dan menimbulkan suara yang lantang menolak praktik intoleransi di bumi pertiwi,” jelasnya.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x