Kompas TV nasional peristiwa

Waspada, Potensi Bahaya Lahar Masih Ada di Kawasan Gunung Semeru

Kompas.tv - 15 Desember 2021, 20:15 WIB
waspada-potensi-bahaya-lahar-masih-ada-di-kawasan-gunung-semeru
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Andiani (kanan) menjelaskan potensi bahaya yang mengancam pasca-erupsi Gunung Semeru saat ini adalah aliran lahar. (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau kepada masyarakat dan wisatawan untuk tidak beraktivitas di wilayah Gunung Semeru, Lumajang.

Kepala PVMBG Andiani menjelaskan, berdasarkan pengamatan pada 14 dan 15 Desember 2021, Gunung Semeru masih menunjukkan adanya letusan dengan menghasilkan kolom letusan berwarna putih kelabu dengan tinggi 400 meter dari atas puncak condong ke barat laut.

Selain itu teramati juga guguran lava pijar dengan jarak luncur 1000-2600 meter dari kawah puncak.

"Berdasarkan pengamatan kegempaan, ada pengamatan visual masih menunjukkan dominasi gempa permukaan, kejadian gempa letusan dan gempa guguran dan juga gempa hembusan," ujar Andiani dalam konferensi pers, Rabu (15/12/2021).

Baca Juga: Pemerintah Jawa Timur Percepat Relokasi Warga Terdampak Semeru

Andiani menambahkan, aktivitas awan panas guguran juga masih berpotensi terjadi, namun diperkirakan dengan intensitas dan jarak luncur yang relatif kecil dibandingkan awan panas guguran yang terjadi pada 4 Desember 2021. 

Potensi bahaya yang mengancam saat ini adalah aliran lahar berkaitan dengan kondisi cuaca yang masih dalam musim penghujan.

"Rekaman kegempaan pada 14 Desember menunjukkan getaran banjir dengan durasi 1200 detik," ujar Andiani.

Andiani juga mengingatkan, tingkat aktivitas Gunung Semeru saat ini tetap level 2 atau waspada dan diimbau kepada masyarakat dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dengan radius 1 KM dari kawah puncak dan 5 KM arah bukaan kawah di sektor Selatan Tenggara.

Baca Juga: Aktivitas Warga Terdampak Bencana Semeru Mulai Bangkit

Kemudian menghindari serta tidak beraktivitas pada alur Sungai Besuk Kobokan yang saat ini sudah terisi endapan materi yang masih bersuhu tinggi. 

"Mewaspadai potensi awan panas guguran lava dan lahar sepanjang sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Sungai Besuk Kobokan dan Besuk Kembar dan potensi lahar pada sungai-sungai kecil anak Sungai Besuk Kobokan," ujar Andiani.

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x