Kompas TV nasional sosial

Hari Pahlawan 10 November: 5 Pahlawan Perempuan yang Gambarnya Diabadikan dalam Uang Rupiah

Kompas.tv - 10 November 2021, 13:40 WIB
hari-pahlawan-10-november-5-pahlawan-perempuan-yang-gambarnya-diabadikan-dalam-uang-rupiah
Ilustrasi uang kertas. 5 pahlawan perempuan di gambar uang rupiah. (Sumber: Peruri)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Desy Afrianti

Untuk terus mengingat jasanya, BI mengabadikan gambar Martha Christina Tiahahu di uang nominal Rp5.000 emisi 1985 sebagai tanda air (watermark).

Baca Juga: Google Peringati Hari Pahlawan 2021 dengan Ismail Marzuki

3. Dewi Sartika (1884 - 1947)

Senada dengan Martha Christina Tiahahu, Dewi Sartika yang lahir pada 4 Desember 1884, juga mucul dalam lembaran uang rupiah sebagai tanda air (watermark).

Pahlawan perempuan dari Bandung, Jawa Barat ini muncul pada nominal Rp5.000 emisi 1982. 

Dewi Sartika merupakan tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita. Dapat mengenyam pendidikan karena berasal keluarga ningrat, membuat dia terinspirasi untuk membuka Sekolah Istri atau sekolah khusus perempuan di bumi parahiyangan.  

Diketahui, dia diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1966.

4. Cut Nyak Dhien (1848-1908)

Cut Nyak Dhien merupakan pahlawan perempuan asal Aceh yang ikut berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh.

Kematian suami pertamanya, memicu Cut Nyak Dhien untuk terus berjuang menghentikan penjajah Belanda.

Cut Nyak Dhien pernah muncul sekali di gambar depan uang kertas Rp10.000 pada 1998. 

5. Cut Meutia (1870 – 1910)

Gambar Cut Meutia pertama kali digunakan pada emisi 1992 dalam nominal Rp1.000 dan Rp5.000, sebagai watermark. 

Dia kemudian muncul lagi sebagai watermak dalam nominal yang sama pada 2000, 2001, dan 2016. Baru pada 2016, wajahnya muncul sebagai gambar depan uang kertas nominal Rp1.000.

Melansir dari Kompas.com, Cut Nyak Meutia atau Cut Meutia yang lahir di Pirak, Aceh Utara, Kesultanan Aceh, 15 Februari 1870 merupakan pahlawan perempuan yang turut berjuang melawan penjajahan Belanda.

Dia tak gentar untuk terus melawan dengan harapan bisa mengusir kaum penjajah dari bumi Aceh Darussalam.

Dalam melawan penjajah, dia dikenal ahli dalam mengatur strategi pertempuran dengan taktik serang dan mundur.

Baca Juga: Hari Pahlawan 10 November: Tata Cara Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional



Sumber : Kompas TV/bi.go.id/kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x