Kompas TV nasional peristiwa

Jejak Jenderal Andika Jadi Calon Panglima TNI dan Relasi Hendropriyono

Kompas.tv - 4 November 2021, 12:24 WIB
jejak-jenderal-andika-jadi-calon-panglima-tni-dan-relasi-hendropriyono
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa meninjau latihan gabungan Garuda Shield ke-15 Tahun 2021 antara TNI AD dan US Army di Makalisung, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Senin, (9/8/2021).(Dispenad) (Sumber: -)
Penulis : Fadhilah | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa ditunjuk menjadi calon panglima TNI pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengirim surat presiden (surpres) kepada DPR, Rabu (3/11/2021). Surpres ini berisikan nama Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI.

Surpres ini dikirimkan melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno yang diterima langsung Ketua DPR Puan Maharani.

Baca Juga: Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Cuma Punya 2 Mobil, Total Kekayaannya Capai Rp179 Miliar

Ada Peran Hendropriyono Lobi Jokowi?

Sosok Andika Perkasa ini sebelumnya memang sudah ramai digadang-gadang bakal menjadi Panglima TNI pengganti Hadi Tjahjanto.

Mengutip Kompas.com, jauh sebelum surpres ini keluar, publik telah lama berspekulasi bahwa Andika akan menjadi panglima TNI berikutnya.

Spekulasi itu, misalnya, ketika Jokowi menerima kunjungan ayah mertua Andika yang juga mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono di Istana Negara, Jakarta, 7 Mei 2021.

Pertemuan ini diketahui setelah putra Hendropriyono, Diaz Hendropriyono, mengunggah momen pertemuan sang ayah dengan Jokowi di media sosial. Pihak istana mengklaim pertemuan itu sekadar silaturahmi.

Akan tetapi, tak sedikit pula pihak yang mengaitkan pertemuan antara Jokowi dan Hendropriyono berkaitan dengan dorongan Andika untuk menjadi panglima TNI berikutnya.

Kode Andika Perkasa Antar Jokowi

Selain itu, kode yang juga dibahas publik bahwa Jokowi akan menunjuk Andika menjadi panglima TNI ketika momen keduanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (29/11/2021).

Saat itu, Andika mengantarkan Jokowi yang akan mengikuti kegiatan KTT G20 di Roma, Italia.

Momen kebersamaan ini pun dinterpretasikan oleh sejumlah kalangan sebagai sebuah sinyal bahwa Jokowi akan menjatuhkan pilihannya kepada Andika, walaupun pada kenyataannya Hadi memang berhalangan hadir dan menunjuk Andika untuk mengantarkan Jokowi.

Selain itu, sinyal penunjukan Andika jadi panglima TNI juga terjadi ketika dirinya menerima kunjungan Pratikno di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, pada awal Oktober 2021.

Dalam tayangan video di kanal YouTube TNI AD, keduanya mengaku hanya berbincang mengenai hasil renovasi Markas TNI Angkatan Darat.

Terlepas dari isi perbincangan tersebut, pertemuan keduanya juga dikaitkan dengan perjalanan karier kemiliteran Andika ke depan.

Baca Juga: Ternyata Ini 4 Alasan Jokowi Pilih Jenderal Andika jadi Calon Panglima TNI

Mantan Kepala BIN, Hendropriyono di Gedung DPR (12/7/2019) (Sumber: KOMPAS.COM/ARDITO RAMADHAN D)

Relasi Personal

Sementara itu, Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menanggapi keputusan Presiden Joko Widodo memilih KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI.

Dalam perspektif komunikasi politik, Emrus mengatakan, selain sosok Andika yang memang populer dan punya rekam jejak cemerlang, ada satu faktor lainnya Jokowi memilih Andika.

"Siapa pun itu di seluruh dunia di samping profesionalitas, hubungan informal menjadi satu faktor yang tidak bisa diabaikan," kata Emrus, Rabu (3/11/2021), sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com.

Emrus memang tak menyebut secara rinci soal hubungan informal yang dimaksud terhadap Andika dan Jokowi.

Adapun Andika diketahui pernah menjabat sebagai Komandan Paspampres pada awal-awal Presiden Jokowi menjabat di periode pertamanya.

Tak hanya itu, Andika juga menikahi Diah Erwiany, anak perempuan dari mantan Kepala Badam Intelijen Negara, Jenderal (Purn) A. M Hendropriyono.

Bahkan, spekulasi soal Andika jadi Panglima TNI sudah muncul ketika Hendropriyono menyambangi Istana Negara pada 7 Mei 2021 lalu, meskipun pihak Istana menyebut kedatangan tersebut merupakan bentuk silaturahmi.

"Tidak boleh dinafikkan hubungan relasi personal itu juga salah satu faktor yang memperkuat suatu keputusan terutama di dalam pengangkatan seseorang. Itu kenyataan," katanya.

"Sederhana saja. Bukankah kita lebih memilih orang yang lebih dekat dengan kita, tetapi tidak mengabaikan kapabilitas? Karena dibutuhkan loyalitas. Sekalipun profesional dan kapabel tapi tidak loyal, kan begitu. Loyalitas itu kan terlihat dari hubungan relasi informal, dan itu variabel utama dalam suatu pengangkatan jabatan publik," kata Emrus.

Baca Juga: Sosok KSAD Ideal Pengganti Jendral TNI Andika Perkasa Menurut Pengamat Militer, Termasuk Wamenhan

Profil Calon Panglima TNI Andika Perkasa

Andika Perkasa lahir di Bandung, 21 Desember 1964. Dia merupakan jebolan Akademi Militer (Akmil) 1987. Setelah lulus dari Akmil, Andika langsung bergabung dengan jajaran korps baret merah, Kopassus.

Kariernya dimulai sebagai komandan peleton hingga berangsur-angsur naik menjadi Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991), Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).

Pada 2002, Andika diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandhi Yudha Kopassus. Kembali bertugas dalam waktu singkat, ia kemudian dimutasi menjadi Kepala Seksi Korem 051/WKT Dam Jaya.

Belum genap setahun, ia dimutasi dan menjabat sebagai Pabandya A-33 Direktorat A Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.

Selama bertugas, Andika banyak menghabiskan waktunya untuk pendidikan. Dalam kurun waktu 2003 hingga 2011, lulusan S-1 sarjana ekonomi dalam negeri itu berada di Washington DC, Amerika Serikat, untuk memperoleh pendidikan militer.

Karier Andika makin moncer sejak Jokowi dan Jusuf Kalla resmi dilantik menjadi presiden dan wakil presiden.

Hanya dua hari setelah Jokowi-JK dilantik, Andika ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Pangkatnya naik menjadi mayor jenderal. Dua tahun ia mengawal Presiden Jokowi, pada 2016 Andika diangkat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura.

Jabatan itu ia emban selama lebih kurang dua tahun. Pada 2018, dia diangkat sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad).

Pangkatnya dinaikkan menjadi letnan jenderal. Tak menunggu waktu lama, Andika kemudian dipercaya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Ia menggantikan Letjen Eddy Rahmayadi yang mundur untuk maju pada pemilihan gubernur Sumatera Utara.

Berikutnya, menantu mantan Kepala BIN Hendropriyono ini dilantik Jokowi sebagai KSAD. Ia dilantik lewat keputusan Presiden Nomor 97/TNI Tahun 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan KSAD yang ditetapkan pada 22 November 2018.


 



Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Tribunnews.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x