Kompas TV nasional berita utama

Megawati Diingatkan Al Gore soal Potensi Bencana Alam: Tidak Asal Ngomong

Kompas.tv - 27 Oktober 2021, 21:33 WIB
megawati-diingatkan-al-gore-soal-potensi-bencana-alam-tidak-asal-ngomong
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberi sambutan saat acara deklarasi di Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Jakarta, Rabu (14/5/2014). Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, dan Partai Kebangkitan Bangsa akan mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden 2014 pada 9 Juli 2014 mendatang. (Sumber: KRISTIANTO PURNOMO)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Iman Firdaus

Yang jelas, Megawati menilai bahwa bencana alam itu selalu pasti akan terjadi. Untuk Indonesia, potensi bencana alam itu bahkan sebuah keniscayaan.

Megawati pun bercerita pernah berdialog dengan mantan Wapres Amerika Serikat (AS) Al Gore. Kepadanya, Al Gore mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang rapuh karena berada di wilayah cincin api pasifik.

“Negaramu itu (Indonesia) sangat fragile (rapuh, red),” kata Mega meniru Al Gore.

Merespons Al Gore, Megawati pun mengiyakan pernyataan tersebut karena Indonesia berada di wilayah cincin api (ring of fire) Pasifik.

Mega lebih lanjut menuturkan, Al Gore juga menunjukkan peta prediksi bencana Indonesia kepadanya.

“Ini lihat, akan terjadi 'disaster', Mega. Kalau tidak semuanya 'awareness'-nya (kesadarannya, red) itu kuat, kewaspadaannya kuat dari seluruh dunia, (maka akan hancur, red),” jelas Mega.

Baca Juga: Sandiaga Dorong Wisata Edukasi Kebencanaan di Aceh Besar

“Jadi tidak hanya asal ngomong. Beliau bilang begitu. Karena apa? Akibat pemanasan global,” tambah Megawati.

Jika pemanasan global terjadi, kata Mega, maka aka nada pencairan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Bongkahan besar es di sana bukan hanya meleleh, namun terpotong dan terpecah belah dan jatuh ke laut.

Seperti halnya yang terjadi di Bhutan, negara yang diawasi oleh badan PBB, UNESCO. Sebab, Bhutan juga berada di bawah Pegunungan Himalaya yang penuh es. Namun akibat pemanasan global, es itu mencair dan patah-patah.

“Esnya patah-patah dan membuat di daerah Bhutan, Himalaya itu, terjadi danau yang terdiri dari es. Sehingga selalu diamati oleh UNESCO. Bahwa kalau suatu ketika satu saja retak, ini 'disaster' bagi Bhutan. Bisa sebagian Bhutan itu tenggelam,” tuturnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x