Kompas TV nasional politik

Stafsus Erick Thohir Sebut Pernyataan Faisal Basri soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung Hoaks

Kompas.tv - 14 Oktober 2021, 22:32 WIB
stafsus-erick-thohir-sebut-pernyataan-faisal-basri-soal-kereta-cepat-jakarta-bandung-hoaks
Presiden Joko Widodo saat mengunjungi lokasi proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, Selasa (18/5/2021). Staf Khusus Menteri BUMN bidang Komunikasi Arya Sinulingga membantah penilaian ekonom Faisal Basri yang menyebut kereta cepat Jakarta-Bandung tidak akan balik modal. (Sumber: Tangkapan Layar Youtube Setpres)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Vyara Lestari

Secara sederhana, sambung Arya, tidak mungkin investor akan masuk menanamkan modal jika kondisi proyek yang dikerjakan bakal rugi.

"Jadi saya bisa katakan kali ini sangat disayangkan Faisal Basri kembali lagi, konyol untuk analisisnya. Tapi yang pasti jangan konyol dan akhirnya menyebabkan berita hoaks yang enggak benar kepada publik tanpa analisa, tanpa data apapun," ujarnya.

Sebelumnya ekonom Faisal Basri menyatakan, banyak infrastruktur yang dibangun namun hanya menghabiskan uang, dan tidak memberi manfaat optimal kepada masyarakat. Salah satu contohnya adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pakai APBN, PKS: Pemerintah Tak Konsisten

Apalagi, sekarang proyek tersebut akan menggunakan duit rakyat lewat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Menurut Faisal, kereta cepat Jakarta-Bandung akan sulit balik modal meski menjual tiket dengan harga mahal. Hal itu ia sampaikan dalam webinar pada Rabu, (13/10/2021).

“Sebentar lagi rakyat membayar kereta cepat. Barang kali nanti tiketnya Rp400 ribu sekali jalan. Diperkirakan sampai kiamat pun tidak balik modal,” ujar Faisal Basari.

Faisal bercerita, sedari awal, proyek tersebut sudah banyak yang menolak. Begitu juga dengan konsultan independen yang disewa pemerintah, Boston Consulting Group.

Baca Juga: Enggak Mempan Dibor, Terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diledakkan

Namun Rini Soemarno yang kala itu menjabat Menteri BUMN tetap ngotot berjuang meloloskan megaproyek tersebut di tengah penolakan menteri lainnya. 

Akhirnya, proposal proyek itu lolos. Dengan catatan, dikerjakan oleh BUMN dan swasta serta tidak menggunakan uang negara sama sekali.
 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x