Kompas TV nasional update corona

Waspada! Covid-19 Varian MU Sudah Masuk Malaysia, Indonesia Harus Bercermin Ganasnya Delta

Kompas.tv - 30 September 2021, 15:55 WIB
waspada-covid-19-varian-mu-sudah-masuk-malaysia-indonesia-harus-bercermin-ganasnya-delta
Ilustrasi virus corona. (Sumber: MIT News Office)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Erlina Burhan menyebut virus Covid-19 varian MU saat ini sudah menyebar di hampir ke 40 negara dunia. 

Bahkan, kata dia, varian MU sudah sudah masuk negara tetangga, Malaysia.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah harus mewaspadai agar varian Mu tidak masuk ke Indonesia. Dia juga meminta agar bercermin pada masuk varian Delta di Tanah Air.

“Bahkan ini harus waspada ya, varian MU yang terakhir ya yang terbaru itu sudah sampai Malaysia. Negara tetangga kita loh, udah dekat loh, jangan sampai (terjadi seperti) Delta lagi, dulu sampai India kita tenang-tenang akhirnya masuk. Nah,  ini sudah sampai Malaysia Mu, kita harus antisipasi jangan sampai masuk ke Indonesia,” kata Erlina dalam diskusi virtual yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB, Kamis (30/9/2021).

Baca Juga: Siap-siap, Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia Diperkirakan Awal 2022

Erlina mengatakan, viru Covid-19 terus bermutasi, meski "yang paling dominan adalah memang Delta itu betul. Varian MU juga sudah ada, itu berasal dari Amerika Selatan,  Kolombia,  ya tetapi sudah menyebar ke hampir ke-40 negara,” ujarnya.

Meskipun, lanjut Erlina, varian MU tersebut belum termasuk varian of concern (VoC) namun varian ini bisa berpengaruh terhadap penularan yang pesat dan derajat keparahan, juga efektivitas vaksin.

“Kalau MU itu belum termasuk varian of concern, varian ini ada pengaruh terhadap bahaya penularan yang sangat pesat. Kemudian juga membuat penyakit tingkat derajat beratnya penyakit lebih berat dan juga berpengaruh terhadap vaksinasi,” katanya.

Erlina mengatakan saat ini varian MU masih variant of interest (VoI). 

“Jadi, baru menjadi perhatian dan sedang ditelaah, walaupun ada data menunjukkan kemungkinan potensi penularan yang cukup tinggi, cukup mudah dan resistansi dengan vaksin. Tapi itu masih perlu data untuk membuktikannya,” terangnya.

Baca Juga: Varian Covid-19 Mu Disebut Belum Jadi Ancaman di Indonesia, Ahli Virologi Beber Alasannya

Pada kesempatan sama, Prof. I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan, varian virus Covid-19 MU masih belum menjadi ancaman di Indonesia. Masih jauh berbahaya varian Delta dibanding varian yang dikenal dengan sebagai B.1.621 itu.

Kata Mahardika, dari berbagai varian Covid-19 Delta diketahui masih mendominasi di dunia. Persentasenya hingga sembilan persen.

"Sementara MU hanya di bawah 1 persen," jelas Mahardika.

"Indikasi-indikasinya adalah virus Delta mempunyai daya penularan yang lebih tinggi dibandingkan MU," tambahnya.

Mahardika memisalkan, varian lain bisa menularkan virus pada 2 sampai 3 orang, sedangkan Delta bisa menular pada 8 sampai 10 orang. "Jadi sekali lagi, untuk virus MU barangkali tidak perlu menjadi ancaman, " katanya.

Kendati begitu, Mahardika mengatakan itu bukan berarti kita manganggap remah. Perlu pengetatan protokol kesehatan dan target vaksinasi harus ditingkatkan.

Bagi Mahardika, semua varian virus covid-19 relevan dengan vaksin yang telah tersedia. Tapi ketersediaan vaksin harus ditambah.

"Tidak boleh lagi 70 persen, karena 30 persen mereka yang tidak divaksin akan beresiko terkena penyakit berat," jelasnya.

"Sebaiknya vaksinasi dipercepat, jika sekarang ini satu setengah juta per orang setiap hari, mungkin kalau bisa dua juta sampai empat juta perhari," tutur Mahardika.

Saat ini, kata Mahardika, masyarakat tidak perlu parno tapi juga jangan lalai, "yang utama adalah menghindari kerumunan dan mengetatkan 3M," pungkasnya.

Baca Juga: Antisipasi Varian Mu, Indonesia Waspada Gelombang Tiga Covid-19!




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x