Kompas TV nasional politik

Pribadinya Diserang Terkait Gugatan AD/ART Demokrat, Yusril: SBY Dulu Minta Tolong Saya Maju Nyapres

Kompas.tv - 25 September 2021, 21:31 WIB
pribadinya-diserang-terkait-gugatan-ad-art-demokrat-yusril-sby-dulu-minta-tolong-saya-maju-nyapres

Yusril Ihza Mahendra kuasa hukum penggugat AD/ART Demokrat ke Mahkamah Agung. (Sumber: KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Yusril Ihza Mahendra menyayangkan ada yang menyerangnya secara personal terkait gugatan AD/ART Demokrat ke Mahkamah Agung.

Ia mengatakan, gugatan ke MA itu berasal dari empat mantan kader Partai Demokrat yang tergabung dalam kubu Moeldoko.

“Yang jadi pemohon adalah kader Partai Demokrat yang dipecat partai itu sendiri. Jadi mereka merasa dizalimi dan melakukan perlawanan secara sah serta konstitusional,” ujar Yusril dalam tayangan program Kompas Petang, Sabtu (25/9/2021).

Baca Juga: Demokrat ke Yusril: Kenapa Hanya AD/ART Partai Kami yang digugat ke MA?

Sementara, posisi Yusril sendiri dalam gugatan ini adalah sebagai pengacara mewakili empat orang itu.

“Saya pribadi tidak ada urusan apa pun pada Partai Demokrat. Saya ini bertindak sebagai pengacara atau advokat mewakili kepentingan hukum dari empat mantan anggota Partai Demokrat yang merasa terzalimi,” kata Yusril.

“Jadi, banyak yang diserang adalah masalah pribadi saya. Enggak ada urusannya. Saya bertindak sebagai advokat profesional,” imbuhnya.

Menurutnya, tidak ada pula campur tangan Kepala Staf Presiden (KSP) Meoldoko dalam gugatan pada AD/ART Demokrat ini.

“Jangan dibawa ke mana-mana. Lebih baik dibaca teks permohonan itu. Juga tidak ada Moeldoko sebagai pemohon. Saya tidak mewakili Moeldoko,” ujar Yusril.

Ia pun membalas soal pernyataan Andi Arief yang mengungkit soal anak Yusril bernama Yuri Kemal meminta bantuan Demokrat dalam Pilkada Belitung Timur pada 2020.

“‘Anak kamu dulu minta tolong dengan Partai Demokrat’. Saya juga bilang SBY juga minta tolong pada saya supaya maju jadi presiden,” ucap Yusril.

Baca Juga: Jejak Yusril Ihza Mahendra: Jadi Tersangka di Era SBY, Gabung ke Jokowi dan Kini Bela Moeldoko

Yusril menuturkan, Susilo Bambang Yudhyono (SBY) saat Pilpres 2004 pun meminta dukungan dari Partai Bulan Bintang yang saat itu ketuanya adalah Yusril.

“Kalau saya enggak teken, enggak ada dalam sejarah Indonesia ini presiden yang namanya SBY. Jadi kan enggak enak kita ngomong begitu. Kenapa sih mesti menyerang pribadi orang,” kata Yusril.

Ia juga menyebut, sebelumnya pun pernah mendampingi kubu tertentu dalam konflik internal parpol lain.

“Saya dulu mewakili Aburizal Bakrie menghadapi konflik dengan Agung Laksono di tubuh Golkar. Begitu juga dengan Suryadharma Ali dengan Romahurmuzy, begitu juga Djan Farid dengan Romahurmuzy,” tutur Yusril.

"Tapi, mereka enggak mencaci saya secara pribadi. Mereka tidak mengatakan, ‘Anda ketua PBB, jangan ikut-ikutan’. Mereka sediakan advokat juga. Kita berdebat di pengadilan,” imbuhnya.

Meski begitu, Yusril mengakui ia juga menjadi Menteri Sekretaris Negara di bawah SBY. Ia pun mengatakan kerap membantu SBY.

“Berapa kali SBY meminta bantuan pada saya, baik persoalan hukum keluarganya, seperti Ibas maupun masalah pemerintahan,” ujarnya.

Baca Juga: Ini Materi yang Mau Diuji Kubu Moeldoko Terkait AD/ART Partai Demokrat

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x