Kompas TV nasional kesehatan

Peneliti Ungkap Penyebab Asma Seringkali Kambuh di Malam Hari

Kompas.tv - 8 September 2021, 14:00 WIB
peneliti-ungkap-penyebab-asma-seringkali-kambuh-di-malam-hari
Ilustrasi gejala asma disebabkan beberapa kesalahan pada ritme sirkadian atau jam biologis tubuh daripada perilaku atau lingkungan. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV – Seorang dengan penderita Asma, sekitar tiga perempatnya, mengatakan bahwa gejala mereka memburuk pada malam hari. Sejauh ini, belum diketahui alasan yang pasti terkait hal itu.

Fenomena yang tercatat sejak abad ke-17 tersebut, dalam penelitian terbaru, menunjukkan gejala asma disebabkan beberapa kesalahan pada ritme sirkadian (perputaran waktu 24 jam) atau jam biologis tubuh daripada perilaku atau lingkungan. Hasil kajian tersebut dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) pada Senin (6/9/2021).

Penelitian yang dipimpin Frank Scheer dari Bringham and Women’s Hospital dan Steven Shea dari Oregon Institute of Occupational Health Sciences ini menyimpulkan, semakin kuat ritme sirkadian seseorang, semakin besar kemungkinan mereka mengalami peningkatan gejala asma ketika siap untuk tidur.

Dalam hal ini, para peneliti mengamati orang-orang yang bukan menggunakan obat steroid, tetapi menggunakan inhaler bronkodilator ketika mengalami gejala asma. Sebanyak 17 peserta penelitian kemudian mengikuti eksperimen dengan mengubah pola tidur mereka untuk mengganggu jam biologis mereka.

Salah satu kesimpulannya kata Shea, ”Kami mengamati bahwa orang-orang yang memiliki asma terburuk secara umum adalah orang-orang yang menderita penurunan fungsi paru akibat sirkadian terbesar pada malam hari, dan juga memiliki perubahan terbesar yang disebabkan oleh perilaku, termasuk tidur.”

Baca Juga: Walau Sudah Lama Sembuh Penyakit Asma Bisa Kambuh Lagi?

Implikasi dalam pengobatan

Temuan ini memiliki implikasi langsung untuk pengobatan. Menurut Shea, ketika dipelajari di laboratorium, penggunaan inhaler bronkodilator yang dipicu oleh gejala sebanyak empat kali lebih sering pada malam sirkadian daripada siang hari.

Seperti diketahui, paru-paru kita bekerja secara berbeda pada malam hari. Penjelasan mengenai hal ini masih belum pasti, tetapi diduga karena manusia berevolusi untuk aktif di siang hari sehingga fungsi paru-paru kita paling baik di siang hari.

Resistensi saluran napas meningkat sepanjang malam, dan efek itu lebih terasa pada penderita asma. Namun, dalam kajian ini, penulis tidak beranggapan ritme sirkadian merupakan faktor keseluruhan dari meningkatnya gejala asma di malam hari.

Banyak faktor perilaku dan lingkungan, termasuk olahraga, suhu udara, postur, dan lingkungan tidur, diketahui memengaruhi keparahan asma. Namun, kajian menemukan jam tubuh kita memberikan kontribusi penting.

Di samping itu, salah satu kelemahan penelitian eksperimental ini adalah ukuran sampel yang relatif kecil. Peneliti menyarankan untuk melakukan kajian dengan sampel lebih besar untuk benar-benar mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Juga: Berikut Informasi Soal Penyakit Asma dan Efek Samping dari Obat Asma

 



Sumber : Kompas TV/Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x