Kompas TV nasional peristiwa

Asesmen Nasional Siswa SD-SMA Sederajat Akan Digelar Mulai September hingga November 2021

Kompas.tv - 23 Agustus 2021, 15:12 WIB
asesmen-nasional-siswa-sd-sma-sederajat-akan-digelar-mulai-september-hingga-november-2021
Ilustrasi. Asesmen Nasional (AN) untuk siswa sekolah akan digelar mulai pekan keempat September hingga pekan kedua November 2021. (Sumber: smagama.sch.id)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Purwanto

Menurutnya, nilai Asesmen Nasional hanya digunakan untuk memetakan kondisi pembelajaran di setiap sekolah.

Terlebih saat ini kondisi masih pandemi Covid-19, sehingga dapat terlihat masalah apa yang dihadapi serta dipetakan sekolah mana yang perlu dibantu.

“Sehingga bisa dipetakan, sekolah mana yang perlu dibantu. Apa permasalahan yang dihadapi sekolah,” tambahnya.

Berbeda dengan Ujian Nasional (UN) yang diikuti siswa tingkat akhir di setiap jenjang. Asesmen Nasional justru akan diikuti oleh siswa kelas 5 SD/MI, 8 SMP/MTS, dan 11 SMA/SMK.

Baca Juga: Ujian Nasional Dihapus pada 2021, Mendikbud Nadiem Makarim Ganti dengan Asesmen Nasional

Kata Anindito, penilaian AN dilakukan di setiap jenjang sekolah, mulai dari SD, SMP, SMA/SMK dan sederajat.

Penyelenggaraan AN tidak digunakan sebagai acuan kelulusan, melainkan wadah evaluasi capaian murid secara individu, capaian guru, hingga lebih besar untuk memetakan sistem pendidikan Indonesia yang terdiri dari input, proses, dan hasil.

Tidak hanya dirancang sebagai pengganti UN, Asesmen Nasional merupakan tanda bagi perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan.

Seperti yang dikatakan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim bahwa fokus utama Asesmen Nasional (AN) adalah mengetahui sekolah dan daerah mana yang paling butuh bantuan, baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Bentuknya bisa berupa bantuan anggaran, pelatihan atau dukungan lainnya.

Perlu diketahui, ada tiga komponen penilaian dalam AN, yaitu pertama, asesmen kompetensi minimum untuk mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif.

Kedua, survei karakter mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar nonkognitif.

Lalu ketiga, survei lingkungan belajar yang digunakan untuk mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x