Kompas TV nasional aiman

AIMAN - Di Balik Niat, 2 Triliun Palsu

Kompas.tv - 10 Agustus 2021, 13:20 WIB
aiman-di-balik-niat-2-triliun-palsu
(Sumber: -)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti

 

JAKARTA, KOMPAS.TV- Saya mencoba mencari tahu, sebenarnya ada berapa uang yang dimiliki oleh Keluarga Akidi Tio di rekening Giro yang sebelumnya tertulis sumbangan 2 Triliun Rupiah. Saya mendapatkan tanda dari lembaga negara yang memeriksanya.

Sumbangan 2 Triliun rupiah bukan angka yang main - main. Dalam program AIMAN saya mencoba menggambarkan ada berapa banyak uang 2 Triliun rupiah dengan pecahan 100 ribuan. Sedikit hitungan jika 1 Brut itu memiliki 1000 (seribu) lembar, artinya akan ada Rp 100 Juta. Jika dijejerkan maka 1 meter persegi akan berjumlah 2 Miliar Rupiah. Lalu bagaimana jika dimasukkan ke dalam Truk Kontainer ukuran 20 Feet atau sekitar 30 Meter Kubik. Dari hitungan saya maka 1 truk kontainer akan memuat Rp 600 Miliar Rupiah. Artinya butuh 4 truk kontainer untuk membawa uang pecahan 100 ribuan dalam jumlah 2 Triliun rupiah. Luar biasa ya!

REKENING 3 JUTA DARI JANJI 2 TRILIUN

Saya mencoba menggali informasi kepada Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, PPATK. "Jauh.. sangat jauh dari angka itu (2 Triliun", kata Kepala PPATK Dian Ediana Rae kepada saya di Program AIMAN yang tayang setiap Senin pukul 8 Malam di Kompas TV.

Saya kembali bertanya, apakah tidak sampai alias jauh di bawah 1 persen dari yang dijanjikan? Dian menjawabnya dengan Tertawa.

Salah satu penegak hukum di Polda Sumatera Selatan bahkan dikutip dari Majalah Tempo pekan ini, mengatakan bahwa jumlah uang di rekening Heryanti putri bungsu dari Akidi Tio, hanya 3,7 Juta Rupiah. Ada rekening yang lain juga termasuk rekening suaminya, bahkan tidak mencapai 1 juta rupiah.

Lalu kok bisa datang ke Markas Polisi dan menjanjikan uang 2 Triliun rupiah?

PENELUSURAN DAHLAN ISKAN

Ini yang masih tanda tanya. Bahkan Mabes Polri pun, juga masih mencari motifnya. Saya juga sempat mewawancarai Pengusaha yang juga Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Dahlan menyatakan Keluarga Akidi Tio adalah keluarga baik - baik. Dan mereka berdasarkan penelusuran dari Dahlan, memang punya bisnis di Singapura. Namun apakah bisnisnya itu masih bisa dicairkan atau bahkan sudah ditipu orang, Dahlan tak berani berspekulasi.

"Yang jelas ini keluarga baik - baik, dan memang dari rekan saya yang dekat dengan keluarga ini, mereka ini punya bisnis di Singapura. Tapi apakah bisnisnya itu sekarang ada atau sudah dibawa lari uangnya atau ada masalah yang lain, saya belum dapat informasinya!"

Dahlan mengungkapkan ada banyak orang - orang kaya di Indonesia yang hanya tampak bersandal jepit, tapi bisnisnya luar biasa di luar negeri. Meski soal bantuan 2 Triliun ini, Dahlan mengungkapkan kepada saya, sulit untuk percaya janji ini bisa direalisasikan, karena begitu besarnya uang.

SPEKULASI MOTIF HAMID AWALUDDIN

Ada pula pernyataan Menteri Hukum & HAM, Hamid Awaluddin yang mencoba mengungkap motif dari Heriyanti sang putri Akidi Tio.

"Tapi memang dari awalnya saya tidak pernah percaya, karena sebagaimana PPATK mengatakan, bahkan terjadi inkonsistensi antara profil dengan tawaran yang begitu dahsyat. Kalau ia punya Rp 2 triliun untuk disumbangkan, berapa banyak uangnya? Dari mana uang itu? Bagaimana bisa membuat uang sebegitu banyak?" ungkap Hamid.

Hamid lalu berspekulasi soal motif alias niat Heriyanti AKidi Tio datang ke kantor polisi lalu mengiming-imingi bantuan Covid-19 lewat sang Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol. Eko Indra Heri.

"Tapi yang paling penting buat saya, terlepas dari aturan, bahwa memang polisi bisa ditempati melapor. Ketika Heriyanti melapor ke polisi, saya sudah mulai curiga. Jangan-jangan, orang ini memiliki kasus pidana ingin menipu polisi untuk meminta perlindungan." kata Hamid.

Hamid kembali menambahkan, "Itu yang pertama di benak saya, karena banyak sekali orang yang selalu mencari celah untuk menutupi kasus pidananya. Terlintas di pikiran saya, kenapa dia tidak ke Satgas Covid-19? Ternyata dugaan saya benar ini, Heriyanti banyak bermasalah dengan kasus pidana." 

Soal motif alias niat atau kehendak memang masih menjadi tanda tanya. Terlepas dari apa tindak pidana yang pantas dikenakan pada terduga pembohong ini nantinya, atau bahkan tidak ada delik yang pantas dikenakan? itu hal berikutnya.

AIR JADI BENSIN & HARTA KARUN TERPENDAM

Dari kebohongan ini kita ingat 2 kejadian yang pernah ada dan melibatkan nama besar di lingkaran kekuasaan kala itu. Ada kasus Green Energy air bisa menjadi bensin, pada 2008, yang dipopulerkan oleh Staf Khusus Presiden saat itu. Ada pula kasus Harta terpendam di Istana Batu Tulis Bogor, Jawa Barat yang penggaliannya ditunggui seorang menteri kala itu.

Memang latar belakang orang, bisa membuai harapan. Tapi fakta - fakta dan verifikasinya layak jadi tumpuan utama.

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x