Kompas TV nasional politik

Penelitian Media Asing Tempatkan Indonesia di Peringkat Paling Bawah untuk Ketahanan Covid-19

Kompas.tv - 1 Agustus 2021, 07:13 WIB
penelitian-media-asing-tempatkan-indonesia-di-peringkat-paling-bawah-untuk-ketahanan-covid-19
Ilustrasi Ruang Isolasi bagi pasien Covid-19 (Sumber: Istimewa)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Fadhilah

Angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia disebut Bloomberg sangat tinggi yaitu lebih dari 1.300 orang dalam sehari. Kemudian rendahnya vaksinasi di Indonesia yaitu 11,9 persen dari total penduduk.

"Lebih dari 1.300 orang sekarang meninggal setiap hari dan pasokan suntikan (vaksin) tidak memenuhi kebutuhan populasi yang besar," tulis laporan Bloomberg.

Masalah kematian dan minimnya vaksinasi juga dialami oleh negara berperingkat rendah lainnya seperti Bangladesh, Filipina, dan Malaysia.

Bloomberg menemukan adanya kesenjangan akses vaksinasi antara negara kaya dan miskin di dunia, seperti yang dikhawatirkan Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus tentang “bencana kegagalan moral” untuk akses vaksinasi Covid-19 bagi setiap orang.

Baca Juga: Luhut Ungkap Perintah Jokowi: Kami Diminta Mati-matian Tekan Angka Kematian Covid-19

Negara di peringkat pertama dengan tingkat ketahanan terbaik terhadap Covid-19 adalah Norwegia yang naik 10 peringkat dari ranking sebelumnya dengan skor 77,2.

Dalam laporan itu, Norwegia disebut telah melakukan vaksinasi sebesar 48 persen dari total populasinya.

Angka kematian akibat Covid-19 cukup rendah. Dengan kondisi ini, Norwegia dinilai siap membuka kembali perbatasannya.

Sedangkan peringkat kedua di tempat Swiss dengan skor ketahanan terhadap Covid-19 75,4. Kemudian disusul Selandia Baru dengan skor 75,2.

Baca Juga: Jokowi: Kita Tak Bisa Lockdown, Semi Saja Sudah Menjerit

Penelitian peringkat ketahanan Covid-19 di 53 negara disusun Bloomberg untuk menggambarkan wilayah yang memiliki penanganan paling efektif meski ada gangguan sosial dan ekonomi.

Bloomberg menegaskan, peringkat ini bukanlah keputusan final karena ketidaksempurnaan data virus dan vaksin, serta laju cepat krisis ini.

Peringkat tersebut akan terus berubah setiap bulannya seiring perkembangan data yang diperoleh Bloomberg.



Sumber : Kompas TV/Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x