Kompas TV nasional berita utama

Jaringan Nakes: Negara Perlu Serius Tangani Pandemi Covid-19, Penuhi Kebutuhan Ekonomi Warga

Kompas.tv - 5 Juli 2021, 13:02 WIB
jaringan-nakes-negara-perlu-serius-tangani-pandemi-covid-19-penuhi-kebutuhan-ekonomi-warga
Seorang tenaga kesehatan nampak sedang beristirahat, dikarenakan kelelahan saat RS Lapangan Kota Bogor mengalami peningkatan jumlah pasien pada Jumat (2/7). (Sumber: BODHIYA VIMALA / KompasTV)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Iman Firdaus

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - Lebih dari seribu  tenaga kesehatan (nakes)  di Indonesia meninggal karena Covid-19.  Tepatnya 1.046 menurut data lapor covid19. 

Atas kondisi tersebut, jaringan Nakes Indonesia mendesak pemerintah serius menangani pandemi karena fasilitas kesehatan makin kewalahan melayani pasien Covid-19.

Hingga 4 Juli 2021, ada 295.228 pasien Covid-19 yang masih dirawat atau menjalani isolasi mandiri. Jumlah pasien Covid-19 bertambah 27 ribu orang berturut-turut pada 3 Juli-4 Juli.

Jaringan Nakes Indonesia menyebut dua hal sebagai akibat lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini.

Baca Juga: Pemprov DKI Buka Posko Isi Ulang Tabung Oksigen bagi Rumah Sakit di Lapangan Monas

“Penambahan jumlah kasus COVID-19 tidak serta merta terjadi. Terdapat sejumlah faktor yang menjadi penyebabnya, salah duanya adalah kelemahan dalam penanganan pandemi dan ketidakdisiplinan masyarakat,” ujar Fentia Budiman, perwakilan Jaringan Nakes Indonesia dalam keterangan resmi, Senin (5/7/2021).

Mereka menyoroti kebijakan dan ucapan para pejabat pemerintah yang kerap bertentangan, sehingga membuat kepercayaan masyarakat menurun.

“Keterangan pejabat Pemerintah yang saling bertentangan dan simpang siurnya informasi turut menyumbang menurunnya kepercayaan masyarakat yang berujung pada tindak pengabaian dan tidak disiplin,” kata Fentia.

Fentia membeberkan, layanan kesehatan di sejumlah wilayah Indonesia sedang kolaps. Beberapa rumah sakit penuh menampung pasien Covid-19. 

Para tenaga kesehatan juga banyak yang kelelahan hingga terjangkit Covid-19. Fentia memberi contoh, dokter di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet mesti merawat ratusan pasien Covid-19 karena hal itu.

“Jarnakes merangkum data sebuah RS pemerintah yang menangani COVID-19, di RSDC WISMA ATLET misalnya, laporan nakes yang terinfeksi berjumlah 4-5 dalam sehari,” ungkap Fentia.

“Rasio perawat dan jumlah pasien juga sudah melebihi kewajaran yaitu 2:70. Artinya, 1 perawat harus merawat 70 pasien. Disisi lain, rasio  tenaga dokter dengan pasien 1:300, yang berarti seorang dokter harus melayani 300 pasien,” imbuhnya.

Baca Juga: AIMAN - Menelusuri Oksigen yang Hilang

Di sisi lain, Lapor Covid-19 mencatat, telah 1.046 tenaga kesehatan meninggal dunia akibat Covid-19 hingga 5 Juli 2021.

Jaringan Nakes Indonesia pun mendesak pemerintah serius menangani pandemi Covid-19. Berikut 7 sikap Jaringan Nakes Indonesia:

1. Negara perlu menseriusi penanganan pandemik, dengan memberlakukan testing-tracing-treatment-isolasi. 

2. Negara harus menentukan kebijakan yang berlandaskan pada pendapat, hasil riset ahli dan praktisi kesehatan (seperti dokter, epidemiolog dan tenaga kesehatan lainnya).

3. Kebijakan pemberlakuan PPKM harus disinergikan dengan kebutuhan ekonomi warga negara akibat situasi pandemik (seperti pemberlakuan dapur darurat bagi warga yang isoman, sembako gratis selama masa pandemi).

4. Negara harus tegas menghentikan semua kerumunan publik tanpa terkecuali.

Baca Juga: Cara Daftar dan Lokasi Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 12-17 Tahun di Wilayah Jakarta

5. Negara harus membayar semua tunggakan insentif nakes sejak tahun 2020-saat ini, tanpa terkecuali. 

6. Negara harus Menyediakan APD, akomodasi, bagi nakes hingga shelter isolasi/RS rawatan yang gratis bagi nakes yang terinfeksi Covid-19.

7. Negara harus mempercepat proses vaksinasi dari pusat hingga ke daerah, dengan tanpa birokrasi yang berbelit-belit.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x