Kompas TV nasional kesehatan

Vaksin Covid-19 Memengaruhi Menstruasi? Ahli: Tidak Ada Bukti Ilmiah di Balik Kekhawatiran Ini

Kompas.tv - 21 Juni 2021, 21:11 WIB
vaksin-covid-19-memengaruhi-menstruasi-ahli-tidak-ada-bukti-ilmiah-di-balik-kekhawatiran-ini
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Sumber: Shutterstock.com)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Hariyanto Kurniawan

Baca Juga: Seberapa Efektif Vaksin Covid-19 untuk Melawan Varian Alpha hingga Delta? Berikut Jabarannya

Sementara itu, melansir Gavi.org, Senin (21/6/2021), sebuah penelitian terhadap lebih dari 35.000 perempuan hamil saat mereka menerima vaksin, menunjukkan tidak ada peningkatan risiko efek samping yang parah atau hasil kehamilan yang merugikan, baik dari vaksin Moderna atau Pfizer-BioNTech.

Studi tersebut  dilakukan terhadap responden berusia 16-54 tahun yang dilakukan oleh para ilmuwan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AD dan dipublikasikan di New England Journal of Medicine, April lalu.

Soal anggapan vaksin memengaruhi kesuburan, Chief Scientist di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Soumya Swaminathan, mengatakan hal tersebut sebagai mitos umum.

Baca Juga: Positif Covid-19, Prosesi Lamaran Secara Online

Ia menegaskan bahwa vaksin tidak mengganggu fungsi organ reproduksi, baik pada laki-laki maupun perempuan.

“Sama sekali tidak ada bukti ilmiah atau kebenaran di balik kekhawatiran ini bahwa vaksin entah bagaimana mengganggu kesuburan, baik pada laki-laki atau perempuan, karena apa yang dilakukan vaksin adalah merangsang respons kekebalan terhadap protein atau antigen tertentu dari virus atau bakteri itu,” terangnya.

“Tidak mungkin mereka dapat mengganggu fungsi organ reproduksi baik pada laki-laki maupun perempuan.”

Selain itu, American College of Obstetricians and Gynecologists menyarankan untuk memberikan vaksin kepada perempuan hamil, mengingat Covid-19 cenderung parah pada kehamilan dan memengaruhi bayi.

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin Bicara Soal Pengendalian Lonjakan Covid-19

Sementara itu, seorang ginekolog cum profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Yale, AS, Mary Jane Minkin, mengatakan bahwa perubahan siklus menstruasi jangka pendek ini bukan menjadi alasan untuk menghindari vaksinasi.

“Manfaat vaksinasi tentu saja jauh lebih besar daripada satu periode menstruasi hebat, jikapun memang ada kaitan antara keduanya,” katanya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x