Kompas TV nasional sosial

Tiga Lembaga Desak Kominfo Jelaskan Masalah Internet Mati di Papua Saat Operasi Nemangkawi

Kompas.tv - 30 Mei 2021, 01:05 WIB
tiga-lembaga-desak-kominfo-jelaskan-masalah-internet-mati-di-papua-saat-operasi-nemangkawi
Ilustrasi matinya koneksi internet di sejumlah wilayah Papua. (Sumber: cottonbro/pexels)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Koalisi SAFENet, LBH Pers dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mendesak Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) dan PT Telkom transparan soal matinya internet di sejumlah wilayah Papua.

Sebelumnya, PT Telkom dan Kominfo menyatakan matinya koneksi internet di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, dan Kabupaten Sarmi sejak 30 April 2021.

General Manager PT Telkom Wilayah Usaha Telekomunikasi Papua, Sugeng Widodo menyebut, masalah koneksi internet itu karena kabel fiber optik yang putus di perairan Sarmi.

Baca Juga: Akses Internet di Jayapura Terputus

”Kami belum mengetahui penyebab terputusnya kabel fiber optik di Perairan Sarmi. Sebab, tidak terjadi gempa di sana pada Jumat malam,” kata Sugeng, Sabtu (1/5/2021).

Dengan itu, tercatat sudah empat kali terjadi kabel fiber optik putus di Perairan Papua. Kejadian pertama di Perairan Biak-Jayapura pada 20 April 2015. Kali kedua di Perairan Sarmi akibat gempa pada 17 Oktober 2017.

Gempa di Perairan Sarmi-Biak pada 6 April 2018 memutus kembali kabel fiber. Ini adalah kali terakhir kabel fiber putus di Perairan Sarmi.

Usai kejadian kabel fiber putus itu, pihak Kominfo menyebut internet di Papua telah pulih menyeluruh sejak 20 Mei 2021. 

“Aktifnya kembali layanan internet dan suara dari TelkomGroup ditunjang oleh pemanfaatan link satelit 2.662 Mbps, radio long haul Palapa Ring Timur 500 Mbps, dan radio long haul Sarmi-Biak 1.600 Mbps, dengan total kapasitas bandwidth 4,7 Gbps,” kata Dedy Permadi, Juru Bicara Kominfo, Jumat (21/5/2021).

Sementara itu, Dedy menyebut, tim ahli dari Makassar telah berangkat ke Jayapura untuk menyambung kabel fiber. 

“Pada 19 Mei 2021, kapal khusus yang membawa tim ahli telah diberangkatkan dari Makassar ke Jayapura untuk melakukan penyambungan kabel yang berada di kedalaman 4.050m tersebut, dengan target penyelesaian Minggu awal bulan Juni 2021,” beber Dedy lagi.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Polisi Gugurnya Kapolsubsektor Oksamol Pegunungan Bintang Papua Diserang OTK

Namun, pantauan SAFEnet menunjukkan internet di Papua belum juga pulih seperti sedia kala.

“Koneksi internet di jaringan Telkom di Jayapura masih belum stabil dan pada 21 Mei 2021 mencapai sekitar 57 persen. Sedang koneksi internet di jaringan Telkomsel di Jayapura secara umum tidak stabil, malah pada 21 Mei jeblok hingga 0 persen,” terang Direktur Eksekutif SAFEnet Damar Juniarto dalam rilis pers yang dikutip pada Sabtu (29/5/2021).

Akibat masalah koneksi internet itu, aktivitas masyarakat Papua terganggu.

“Matinya internet selama tiga pekan tersebut menjadi hambatan serius bagi jurnalis di Jayapura dan sekitarnya. Jurnalis tidak bisa memverifikasi informasi dengan cepat. Mereka juga kesulitan mengakses maupun mengirimkan berita ke redaksi,” kata pihak AJI.

Menurut Koalisi AJI-SAFEnet-LBH Pers, akses internet ini penting bagi jurnalis saat TNI sedang menjalankan operasi keamanan Nemangkawi.

“Matinya internet ini terjadi di tengah sejumlah isu krusial: operasi keamanan Satgas Nemangkawi dan evaluasi UU Otonomi Khusus Papua,” kata tiga lembaga itu.

Baca Juga: Internet 5G Mulai Masuk Indonesia, Apa Saja Manfaat Kecanggihan Teknologi 5G?

Masalah koneksi internet juga mengganggu proses belajar mengajar jarak jauh (online) dan transaksi di ATM.

Ketiga lembaga itu menyoroti tingkat pemenuhan akses internet di Papua yang rendah. Isu pemblokiran internet pada 2019 juga ikut disinggung, 

“Hal yang perlu diingat bahwa tahun 2016, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang menyatakan bahwa akses internet sebagai hak asasi manusia,” ujar koalisi tiga lembaga itu.

Tiga lembaga itu pun mendesak Kominfo dan PT Telkom transparan menjelaskan penyebab internet mati di Papua.

“Menyampaikan secara transparan kepada publik penyebab matinya internet di Jayapura dan sekitarnya pada 30 April 2021 dengan menyertakan bukti-bukti pendukung,” desak koalisi tersebut.

“Tim mendapatkan pernyataan yang tidak konsisten di media mengenai penyebab matinya internet, mulai dari gempa, pergeseran lempeng bumi hingga arus laut. Sayang penjelasan tersebut tidak disertai bukti kuat,” imbuh mereka.

Baca Juga: Tanggapi Tantangan Perang Pimpinan KKB, Kapolda Papua: Kita Kedepankan Cara Persuasif

AJI-SAFEnet-LBH Pers mendesak pula Kominfo untuk mempercepat upaya pemulihan koneksi internet di Papua. 

Kominfo juga diminta menyiapkan infrastruktur sistem komunikasi yang merata dan upaya mitigasi untuk kejadian serupa di masa depan.

“Mengatasi kesenjangan digital di Papua dengan menyediakan infrastruktur sistem komunikasi yang merata tanpa diskriminasi,” kata koalisi itu.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x