Kompas TV nasional agama

4 Fakta Telur Paskah Warna-warni, Tradisi Simbol Kelahiran Kembali

Kompas.tv - 4 April 2021, 12:53 WIB
4-fakta-telur-paskah-warna-warni-tradisi-simbol-kelahiran-kembali
Telur Paskah sebagai tradisi perayaan Paskah (Sumber: unsplash.com/Bee Felten-Leidel)
Penulis : Dian Nita | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPASTV - Hari Raya Paskah yang jatuh setiap bulan April, selalu dirayakan dengan khidmat oleh umat Kristen dan Katolik di seluruh dunia.

Selain ibadah, untuk merayakan hari lahirnya kembali Yesus Kristus ini warga dari berbagai belahan dunia juga melakukan tradisi. Salah satu yang paling populer adalah telur paskah.

Biasanya, telur-telur ini dicat penuh warna serta diberikan motif yang unik.

Apa sebenarnya makna dari tradisi tersebut? berikut 6 faktanya yang dirangkum dari Coles.com.au.

Baca Juga: Ragam Tradisi Perayaan Paskah di Indonesia, Apa Saja Ya?

1. Dimulai dari Timur Tengah ratusan tahun yang lalu

Menurut para ahli sejarah, menghias dan makan telur rebus sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan bermula dari Timur Tengah. Tradisi tersebut kemudian menyebar ke Eropa Timur dan diadaptasi oleh Gereja Ortodoks.

Penemuan tersebut dibuktikan dengan adanya hiasan yang ada di telur burung unta 60.000 tahun yang lalu di Afrika.

2. Telur diganti coklat pada tahun 1870-an

Pada tahun tersebut, masyarakat Eropa kemudian mengganti telur dengan coklat yang berbentuk telur.

Coklat tersebut dihias dan diwarnai hingga tradisi ini muncul di Perancis dan Jerman pada abad ke-19.

3. Sebagai simbol kelahiran kembali

Hal ini terkait dengan budaya masyarakat dahulu yang menganggap telur merupakan simbol kelahiran kembali.

Warna-warna yang diberikan juga memiliki arti tersendiri, misalnya merah melambangkan darah Kristus dan cangkang telur melambangkan makamnya.

Sementara tradisi menggulung telur Paskah merupakan simbol penggulingan batu di luar kuburan Kristus di Yerusalem.

4. Sebagai suguhan istimewa

Selama masa 40 hari selama Paskah atau yang disebut Pra-Paskah, umat Kristiani dan Katolik tidak diperbolehkan makan yang hewani.

Oleh karena itu pada hari terakhir Pra-Paskah, para orang tua menyajikan telur sebagai hidangan istimewa untuk anak-anak.

Telur Paskah ini dihias dan diwarnai.

Baca Juga: Libur Panjang Paskah, Masuk Wilayah Puncak Diperketat dengan Sejumlah Persyaratan




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x