Kompas TV nasional sosial

Bom Bunuh Diri Sudah Ada Sejak 140 Tahun Lalu dan Setiap Gerakan Politik Pernah Menggunakannya

Kompas.tv - 2 April 2021, 13:13 WIB
bom-bunuh-diri-sudah-ada-sejak-140-tahun-lalu-dan-setiap-gerakan-politik-pernah-menggunakannya
Bom bunuh diri di Makassar merusak sebuah mobil. Bom bunuh diri memiliki sejarah panjang. (Sumber: Instagram)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Eddward S Kennedy

Menurut Iain Overton, kelompok Wahabi atau Salafi saat ini termasuk di antara beberapa pengguna serangan bunuh diri yang paling produktif.

Bom bunuh diri besar yang pertama kali meledak setelah Perang Dunia II terjadi di Lebanon saat penjajahan oleh Israel.

Pada 23 Oktober 1983 sebuah bermuatan 907 kilogram bom menerobos masuk markas Angkatan Laut Amerika. Ledakan bom itu menewaskan 241 personel milter Amerika.

Tak berselang lama, bom bunuh diri juga mengguncang markas pasukan penerjun payung Perancis. Ledakan bom itu membunuh lebih dari 58 personel militer Perancis.

Gerakan gerilya Tamil berhaluan sekuler di Sri Lanka juga meniru hal ini. Anggota kelompok bernama LTTE itu bahkan menjalani latihan di kamp Hezbollah di Lebanon.

Pada 5 Juli 1987, sebuah bom bunuh diri pertama di Sri Lanka meledak. Bom bunuh diri ini menyasar barak Tentara Sri lanka dan membunuh 55 tentara.

Baca Juga: Pengamat Terorisme Sebut Serangan ke Mabes Polri Semacam Black Widow, Apa Maksudnya?

Lalu, ada pula ratusan aksi Black Widows di Rusia. Aksi Black Widows ini dilakukan para perempuan kerabat pejuang Chechnya.

Kemudian, Al Qaeda muncul dan melakukan aksi teror bom bunuh diri sejak 1995. Irak menjadi salah satu negara yang merasakan rangkaian bom bunuh diri mematikan.

Warga sipil Irak ikut menjadi korban konflik sektarian. Pemberontak Sunni kerap menargetkan bom bunuh diri pada warga Muslim Syiah.

ISIS atau Negara Islam (IS) muncul karena rangkaian bom bunuh diri di Irak.

Sejak 1881, catatan Iain Overton menyebut ada 13.500 bom bunuh diri yang mengguncang dunia. Bom bunuh diri telah terjadi di 55 negara.

Bom bunuh diri telah menewaskan 72 ribu jiwa dan menyebabkan ratusan ribu korban luka. Sekitar 90 persen pelaku dan korban ada laki-laki.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Tiga Terduga Teroris yang Diduga Otak dari Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral

“Para pelaku bom bunuh diri adalah Muslim, Budha, Kristen, penganut Shinto, dan Hindu (dan satu pembom Yahudi yang bomnya tidak meledak)," tulis Iain Overton.

Menurut Overton, aksi bom bunuh diri berkaitan dengan latar belakang pelaku yang mengalami pemiskinan. Selain itu, kondisi psikologis juga ikut berpengaruh.

“Jika Anda telah memutuskan ingin mati, siapa pun yang memberi tahu Anda sesuatu yang akan membuat itu lebih nyaman - Anda akan mengaitkan kematian dengan hal itu,” kata Overton soal motif bom bunuh diri.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x