Kompas TV nasional sosial

BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem Diperkirakan Hingga Februari

Kompas.tv - 24 Januari 2021, 16:23 WIB
bmkg-potensi-cuaca-ekstrem-diperkirakan-hingga-februari
BMKG meminta masyarakat untuk mewaspadai adanya potensi multibencana. (Sumber: bmkg.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan akan ada cuaca ekstrem yang harus diwaspadai masyarakat. Cuaca ekstrem ini akan terjadi hingga bulan Februari mendatang.

BMKG juga mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi. Seperti banjir, banjir bandang, serta tanah longsor.

"Cuaca hujan diprediksi sampai Februari 2021. Maka dari itu harus waspada curah hujan ekstrem," kata Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Hendro Nugroho, dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Minggu (24/1/2021).

Baca Juga: BMKG Catat, Setiap Hari Terjadi Gempa di Awal Tahun Ini

Hendro menjelaskan, terdapat anomali cuaca yang disebabkan La Nina dan Monsoon Asia. Faktor La Nina dan Monsoon Asia ini membuat curah hujan ekstrem.

Hendro meminta masyarakat di Jawa Barat, khususnya di Karawang, Sukabumi, Cianjur, Ciamis, dan Banjar, untuk mewaspadai hujan lebat.

Hujan lebat ini sangat berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi.

"Berdasarkan analisis, perlu diwaspadai banjir di Jawa Barat di bulan Maret sampai April 2021," ujarnya.

Sebelumnya, peringatan kewaspadaan ini diungkapkan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (23/1/2021).

Baca Juga: BMKG: Indonesia Hujan Lebat dengan Kilat, Petir dan Angin Kencang 24 - 28 Januari, Simak Lokasinya

Diungkap Dwikorita, terdapat dua hal terkait dengan cuaca dan iklim serta pengaruhnya terhadap hidrometeorologi dan kegempaan.

Pertama mengenai fenomena iklim global yang tidak lazim terjadi tiap 2-8 tahun. Fenomena ini disebut La Nina.

La Nina merupakan anomali suhu muka air laut di Samudera Pasifik bagian tengah yang membuat air mendingin daripada suhu muka air laut di kepulauan Indonesia yang lebih hangat.

Saat ini, ungkap Dwikorita, suhunya mencapai 29 derajat celcius. Hal ini membuat adanya perbedaan tekanan udara dan aliran udara yang masif dan meningkatkan upa serta pembentukan awan-awan hujan di wilayah Indonesia.

"Diprediksi akibat La Nina level moderat akan berdampak curah hujan bulanan mencapai 40 persen dan lebih," ujarnya.

Baca Juga: Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur, BMKG Sebut Fenomena Waterspout, Apa Itu?

Kedua adalah fenomena Monsoon Asia. Fenomena ini menurut Dwikorita rutin terjadi.

Fenomena ini meningkatkan pembentukan awan-awan hujan di Indonesia bersamaan dengan fenomena La Nina.

Selain La Nina dan Monsoon, BMKG juga memprakirakan adanya gelombang atmosfer yang membawa kumpulan awan-awan hujan yang bergerak dari Samudera Hindia dari sebelah timur Afrika atau barat Indonesia memasuki Samudera Pasifik.

Hal ini, menurut Dwikorita, akan rutin terjadi selama 30 hingga 60 hari.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x