Kompas TV nasional politik

Arief Poyuono: Tamat Sudah Cita-Cita Prabowo Subianto Jadi Presiden

Kompas.tv - 25 November 2020, 16:25 WIB
arief-poyuono-tamat-sudah-cita-cita-prabowo-subianto-jadi-presiden
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam unggahan foto di Instagramnya (25/9/2020) (Sumber: INSTAGRAM/ PRABOWO)
Penulis : Tito Dirhantoro

JAKARTA, KOMPAS TV - Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mengatakan, penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan yang juga kader Partai Gerindra, Edhy Prabowo, akan mempengaruhi elektabilitas Prabowo Subianto.

Sebab, penangkapan tersebut juga akan mempengaruhi Partai Gerindra yang mana Prabowo Subianto menjabat sebagai Ketua Umum.

Dengan demikian, kata Arief, cita-cita Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden RI setidaknya pada 2024 mendatang akan kandas.

Baca Juga: DPP Gerindra Jelaskan Kasus Menteri KKP Edhy Prabowo, Arahan Ketum: Tunggu Perkembangan dari KPK

"Dengan ditangkapnya Edhy Prabowo, tamat sudah cita-cita Prabowo Subianto jadi presiden Indonesia serta akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Gerindra," kata Arief di Jakarta dikutip dari Kompas.com, Rabu (25/11/2020)

Arief berpendapat, penangkapan Edhy Prabowo oleh KPK merupakan tamparan keras bagi Prabowo Subianto. Mengingat, Edhy merupakan kader partai yang dibina sendiri oleh Prabowo.

Apalagi, Edhy Prabowo menjadi menteri pertama yang ditangkap KPK pada kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Ini pelajaran besar sekaligus tabokan besar bagi Prabowo sebagai bos besarnya Edhy Prabowo," kata Arief.

Baca Juga: KPK Tangkap 17 Orang Termasuk Menteri KKP Edhy Prabowo, Diduga Terkait Ekspor Benih Lobster

"Ternyata mulut yang sudah berbusa-busa mengatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat, ternyata justru Edhy Prabowo anak buahnya dan asli didikan Prabowo sendiri yang justru menjadi menteri pertama di era jokowi yang terkena operasi tangkap tangan oleh KPK."

Menurut Arief, sejak awal seharusnya Prabowo mengingatkan dan melarang para kader dan keluarganya memanfaatkan kekuasaan untuk bisnis agar sesuai dengan keinginan Prabowo, yaitu Indonesia bersih dari KKN.

"Contoh saja izin ekspor lobster banyak yang diberi izin kepada perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan kader Gerindra dan keluarga, tetapi Prabowo justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa," tutur Arief.

Baca Juga: Penyidik KPK Sambangi KKP, Ruang Kerja Menteri Edhy Prabowo Disegel

Berdasarkan hal tersebut, Arief mengatakan, Prabowo Subianto harus bertanggung jawab kepada masyarakat pemilih Gerindra atas ketidakmampuan menjaga disiplin para kadernya yang bisa menghancurkan marwah partai.

Lebih lanjut, Arief mengatakan, penangkapan Edhy Prabowo juga membuktikan bahwa lembaga antirasuah masih memiliki taring dalam menangkap pejabat korup.

Arief pun meminta masyarakat untuk terus mendukung KPK dalam menangani kasus Edhy. 

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan  Edhy Prabowo, Rabu (25/11/2020) dini hari.

Baca Juga: Menhan Prabowo Pernah Memuji Menteri KKP yang Kini Ditangkap KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, Edhy ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta bersama sejumlah pihak dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta anggota keluarga.

"Tadi pagi (ditangkap) jam 1.23 di Soetta (Bandara Soekarno-Hatta). Ada beberapa dari KKP dan keluarga yang bersangkutan," kata Ghufron, Rabu pagi.

Ghufron mengatakan, penangkapan Edhy tersebut terkait dugaan korupsi dalam ekspor benur atau benih lobster.

"Benar KPK tangkap, berkait ekspor benur," kata Ghufron.

Baca Juga: DPP Gerindra Jelaskan Kasus Menteri KKP Edhy Prabowo, Arahan Ketum: Tunggu Perkembangan dari KPK




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x