Kompas TV nasional hukum

Dilaporkan Gegara Kursi Kosong Menkes Terawan, Najwa Shihab Buka Suara

Kompas.tv - 6 Oktober 2020, 20:56 WIB
dilaporkan-gegara-kursi-kosong-menkes-terawan-najwa-shihab-buka-suara
Jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab (Sumber: Dok. Uniqlo)
Penulis : Dian Septina

JAKARTA, KOMPAS.TV - Jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab akhirnya buka suara terkait pelaporan dirinya oleh Relawan Jokowi Bersatu ke Polda Metro Jaya hari ini (6/10/2020).

Lewat akun Instagramnya, Najwa mengunggah sebuah potongan berita salah satu media nasional. Di bagian caption, Najwa menjelaskan tentang pelaporan.

Namun dia belum mengetahui persis apa dasar pelaporan itu lantaran baru mengetahui hal ini dari pemberitaan media.

"Saya baru mengetahui soal pelaporan ini dari teman-teman media. Saya belum tahu persis apa dasar pelaporan termasuk pasal yang dituduhkan," tulis Najwa Shihab dalam postingan Instagramnya.

Najwa Shihab menyatakan siap memberikan keterangan terkait pelaporan dirinya oleh Relawan Jokowi Bersatu ke Polda Metro Jaya.

“Saya dengar pihak Polda Metro Jaya menolak laporan tersebut dan meminta pelapor membawa persoalan ini ke Dewan Pers. Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu,” kata Najwa dalam postingan Instagramnya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Saya baru mengetahui soal pelaporan ini dari teman-teman media. Saya belum tahu persis apa dasar pelaporan termasuk pasal yang dituduhkan. Saya dengar pihak Polda Metro Jaya menolak laporan tersebut dan meminta pelapor membawa persoalan ini ke Dewan Pers. Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu. Tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi. Penjelasan itu tidak harus di Mata Najwa, bisa di mana pun. Namun, kemunculan Menteri Kesehatan memang minim dari pers sejak pandemi kian meningkat, bukan hanya di Mata Najwa saja. Dan dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Manteri Kesehatan dalam soal penanganan pandemi. Faktor-faktor itulah yang mendorong saya membuat tayangan yang muncul di kanal Youtube dan media sosial Narasi. Media massa perlu menyediakan ruang untuk mendiskusikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan publik. Pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan juga berasal dari publik, baik para ahli/lembaga yang sejak awal concern dengan penanganan pandemi maupun warga biasa. Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU Pers yaitu “mengembangkan pendapat umum” dan “melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum”. Sependek ingatan saya, treatment “kursi kosong” ini belum pernah dilakukan di Indonesia, tapi lazim di negara yang punya sejarah kemerdekaan pers cukup panjang. Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O’Donnell di MSNBC’s dalam program Last Word. Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC. Hal serupa juga dilakukan Kay Burley di Sky News ketika Ketua Partai Konservatif James Cleverly tidak hadir dalam acara yang dipandunya. #CatatanNajwa

A post shared by Najwa Shihab (@najwashihab) on

Sebelumnya, Ketua Relawan Jokowi Bersatu Silvia Dewi Soembarto melaporkan Najwa perihal wawancara kursi kosong Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang tayang di acara Mata Najwa.

“Dan perbuatan tidak menyenangkan sih, karena Menteri Terawan adalah pejabat negara, yang membuat saya sebagai Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu marah adalah menteri ini representasi dari Jokowi, dan presiden Jokowi adalah kami relawannya,” kata Silvia. 

Baca Juga: Gara-gara Wawancara Kursi Kosong Menkes Terawan, Relawan Jokowi Laporkan Najwa Shihab ke Polisi

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x