Kompas TV nasional sosial

NTT Bangga Jokowi Pakai Busana Adat Sabu Raijua

Kompas.tv - 16 Agustus 2020, 09:05 WIB
ntt-bangga-jokowi-pakai-busana-adat-sabu-raijua
Presiden Jokowi berpakaian adat Sabu Raijua dari NTT. (Sumber: Dok Setpres)

KUPANG, KOMPAS.TV - Tokoh dan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat bangga ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan pakaian adat Sabu Raijua saat Sidang Tahunan MPR RI, Jumat (14/8/2020) lalu.

"Saya salah satu putra NTT bangga karena presiden Jokowi menggunakan pakaian adat Sabu dalam kegiatan kebesaran negara atau sidang tahunan MPR," kata tokoh masyarakat Sabu, Simon Riwu Kaho, ketika dihubungi via telepon, dikutip dari Tribunnews, Sabtu (15/8/2020).

Begitu pula dengan Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke. 

"Bapak Presiden mengenakan motif bunga Ros. Saya tidak banyak berkata-kata dan mengucapkan terima kasih buat Bapak Presiden dan mendoakan agar tetap sehat dalam memimpin bangsa ini," ucap Bupati Rihi Heke.

Ketua DPRD Sabu Raijua, Paul Rabe Tuka, juga terharu dan bangga melihat Jokowi mengenakan pakaian adat Sabu.

"Secara pribadi dan selaku pimpinan lembaga DPRD, saya merasa bangga dan gembira melihat yang mulia Presiden Jokowi memakai tenun Sabu Raijua," ucap Paul.

Menurut Paul, Presiden Jokowi sangat menghormati hasil karya penenun NTT, khususnya Sabu Raijua.

"Apalagi dikenakan pada momen menjelang HUT ke-75 Kemerdekaan RI memberi pesan kepada generasi muda untuk mencintai hasil budaya sendiri. Ini pertanda cinta Jokowi yang besar kepada NTT dan penghargaan buat kaum perempuan penenun di NTT," ujarnya.

Paul berharap, untuk mengenang kaum perempuan yang menenun di tengah berbagai masalah ekonomi yang ada, Kementerian UMKM perlu menaruh perhatian pendanaan untuk ibu-ibu penenun yang tersebar di Flobamora-Rote-Sabu Raijua.

Anggota DPD RI asal NTT, dr Asyera Rawundalero bangga melihat secara langsung Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Sabu Raijua motif bunga Ros.

"Saya atas nama masyarakat NTT menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang sudah mengenakan pakaian adat NTT dalam acara kenegaraan. Masyarakat NTT bangga atas penghargaan ini," ucap Asyera.

Penghargaan ini menunjukkan nilai-nilai budaya yang menyatu dalam kebhinekaan. Karena dalam keberagamaan ada perpaduan warna yang indah. Itulah Indonesia yang sudah diwariskan oleh leluhur bangsa.

Baca Juga: Jokowi Pakai Busana Adat NTT di Sidang Paripurna Tahunan

Arti Busana Sabu Raijua
Busana adat yang dipakai Presiden Jokowi merupakan pakaian adat Sabu Raijua bermotif bunga Ros. 

"Bunga Ros melambangkan kesucian hati," kata Bupati Rihi Heke.

Menurut Rihi, pakaian yang dikenakan Presiden Jokowi dipakai semua kalangan mulai dari rakyat kecil sampai bangsawan yang ada di Sabu Raijua. 

"Motif seperti ini dikenakan semua kalangan tanpa membedakan strata sosial di tengah kehidupan bermasyarakat," 

Sementara menurut tokoh masyarakat Sabu, Simon Riwu Kaho, pakaian adat Sabu berwarna keemasan melambangkan sosok raja. Orang Sabut sebut 'Deo Rai'. 

"Tidak sembarang dipakai, kecuali keturunan raja dan pemimpin daerah di saat acara-acara penting," ujarnya.

Menurut Simon, pakaian adat yang digunakan oleh tokoh-tokoh adat di Sabu, biasanya benang dipintal dan ditenun.

Pemilik Sanggar Wuri Wini Hawu Hendrik Bunga mengatakan, pakaian adat Sabu yang dikenakan Presiden Jokowi adalah pakaian Raja Mone Ama dengan motif mawar peloro.

"Motif mawar artinya bunga yang cantik dan berkembang serta harum. Motif di selendang, penataan motif bunga dengan tangkai yang tersambung-sambung melambangkan pemimpin yang harus bekerja terus dan tidak pernah putus-putus," jelas Hendrik.

Motif mawar berarti jujur dan adil. Sedangkan peloro berarti lurus terus berjalan. "Pemimpin bangsa harus bertanggung jawab kepada negara, jangan ada pemimpin yang buat menyimpang. Peloro artinya lurus terus berjalan," ujarnya.

"Pemimpin harus bekerja terus tidak ada siang dan malam. Dasarnya kesejahteraan rakyat untuk mewangikan Indonesia," tambah Hendrik.

Baca Juga: Jokowi: Jangan Merasa Paling Agamis dan Pancasilais

Sarung, selendang, topi hingga aksesoris ikat kepala, ikat pinggang dan kalung yang semuanya didominasi warna dasar hitam dan emas, memiliki makna masing-masing.

Sarung yang dipakai Jokowi disebut dengan Hi'gi Worapi yang biasanya terdiri dari tiga warna, yaitu hitam, putih atau kuning dan merah. Sementara itu baju berwarna emas bermotif bunga yang dipakai Jokowi biasa digunakan untuk penyambutan para kepala adat atau tokoh besar.

Aksesoris kalung, dalam bahasa Sabut disebut Wonahi'da dan atau Rate Mela. Ini memiliki arti, setiap insan memiliki harga diri dan patut dihargai dan dihormati.

Kemudian, ikat pinggang emas memiliki arti setiap insan harus memiliki hati yang bersih. Motif bunga yang saling bertautan bermakna saling bantu membantu.

Sedangkan ikat kepala atau topi, disebut Kewahu Kattu, merupakan lambang kejayaan terlihat dari bagian runcing di bagian atas topi.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x