Kompas TV lifestyle tren

Apa itu Sengkuni dalam Konteks Modern: dari Bahasa Gaul hingga Politik Adu Domba

Kompas.tv - 9 Januari 2024, 12:07 WIB
apa-itu-sengkuni-dalam-konteks-modern-dari-bahasa-gaul-hingga-politik-adu-domba
Penggambaran tokoh Sengkuni dalam budaya pewanyangan Jawa. (Sumber: Domain Publik/Wikipedia)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sengkuni, karakter yang dikenal dari wiracarita Mahabharata merupakan salah satu tokoh yang kerap digunakan dalam bahasa gaul. Apa itu Sengkuni?

Dalam konteks bahasa gaul, Sengkuni merujuk pada orang yang licik, suka mengadu domba, jahat, dan haus kekuasaan.

Istilah ini sering dipakai untuk menggambarkan seseorang yang memiliki sifat negatif dan cenderung manipulatif.

Baca Juga: Kata Anies Soal Jokowi Sebut Serangan Personal Saat Debat Capres

Sengkuni dalam Wayang dan Mahabharata

Dalam Mahabharata, Sengkuni adalah tokoh yang memiliki peran penting dalam pemerintahan Kurawa.

Saudara kandung dari Permaisuri Gandari ini terkenal akan kejahatannya, sering mengadu domba, dan selalu menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Kisah kejahatan politik Sengkuni dimulai dari usahanya membantu anaknya Duryudana menjadi Raja Astina, yang berujung pada perang Bharatayudha.

Baca Juga: Mahfud Respons Ajakan 'Ngopi' Prabowo: Kalau Ngomong Berdua Namanya itu Rembukan

Karakter Sengkuni tidak terlepas dari latar belakang dan pengalaman masa lalunya.

Perilaku kejahatan sering kali merupakan hasil dari pengalaman pahit dan perlakuan buruk yang diterima seseorang.

Hal ini dapat dilihat pada karakter Sengkuni yang pernah mengalami penderitaan besar, hingga memengaruhi pembentukan karakternya yang jahat dan licik.

Baca Juga: Kaesang Soal Video Grace Natalie Datangi Moderator saat Jeda Debat Capres

Mengaitkan Sengkuni dengan politik kontemporer, kita melihat analogi dalam praktik politik adu domba yang sering terjadi.

Dalam kontestasi politik, seringkali terjadi manipulasi, penyebaran hoaks, dan black campaign yang mirip dengan taktik Sengkuni.

Fenomena ini mengajarkan kita untuk waspada dan kritis terhadap tindakan politik yang dapat memecah belah dan merugikan masyarakat.

Baca Juga: Kata Pakar soal Posisi Indonesia di Kerja Sama Selatan-Selatan

Sengkuni mengajarkan kita bahwa manusia memiliki dua sisi, baik dan jahat, yang dapat menonjol tergantung pada pengalaman dan kondisi yang dialami.

Ia juga menunjukkan bahwa hasrat berkuasa bisa membawa dampak buruk jika diperoleh dengan cara yang salah.

Dari Sengkuni, kita belajar pentingnya mengenal diri sendiri dan masyarakat agar tidak terjebak dalam permainan kekuasaan yang merugikan banyak pihak.


 

 

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x