Kompas TV lifestyle kesehatan

4 Bahaya Konsumsi Kubis Goreng Berlebihan, Jantung Koroner hingga Kanker

Kompas.tv - 14 Desember 2023, 01:00 WIB
4-bahaya-konsumsi-kubis-goreng-berlebihan-jantung-koroner-hingga-kanker
Karyawan toko sayur di Mirae Scientists Street membawa kubis untuk dipasok ke penduduk yang tinggal di rumah saat negara meningkatkan langkah-langkah untuk menghentikan penyebaran penyakit di Pyongyang, Korea Utara Senin, 16 Mei 2022. (Sumber: AP Photo/Jon Chol Jin)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kol goreng menjadi salah satu makanan yang digemari banyak orang Indonesia. Kol atau kubis yang digoreng kerap disajikan sebagai lauk pendamping layaknya lalapan.

Dikutip dari laman Medical News Today, kol kaya akan vitamin C yang berperan dalam pembentukan kolagen. Kolagen dapat mempertahankan dan menjaga struktur tulang, otot, kulit, dan pembuluh darah. 

Selain itu, vitamin C berfungsi melindungi tubuh dari banyak penyakit kronis akibat radikal bebas, termasuk kanker. Kol juga mengandung sulforaphane yakni senyawa yang dapat melawan kanker.

Baca Juga: Pengobatan Medis Paling Aneh dalam Sejarah Manusia: dari Kentut dan Mumi hingga Suntikan Jus Kubis

Dalam jurnal berjudul "Epigenetic Regulation by Sulforaphane: Opportunities for Breast and Prostate Cancer Chemoprevention (2015)",  sulforaphane memiliki kekuatan untuk menghambat enzim berbahaya, histone deacetylase (HDAC). HDAC terlibat dalam perkembangan sel kanker dalam tubuh, terutama melanoma, esofagus, prostat, dan pankreas.

Sayangnya, proses pemasakan kol yang kurang tepat seperti digoreng justru dapat memicu kanker. Meski terasa lezat, kubis goreng berbahaya bagi kesehatan.

Melansir laman akg.fkm.ui.ac, berikut bahaya kol goreng bagi kesehatan.

1. Hilangnya Kandungan Gizi 

Proses menggoreng bisa meningkatkan kalori secara signifikan. Selain itu, kol yang digoreng akan kehilangan sebagian besar nutrisinya.

Vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K akan larut dalam minyak dan vitamin C akan hilang. Berkurangnya kandungan nutrisi pada kol yang digoreng memang tidak membahayakan kesehatan secara langsung. 

Namun, manfaat dari kol jadi tidak bisa dirasakan secara maksimal. 

2. Jantung Koroner

Proses penggorengan menggunakan minyak panas secara otomatis meningkatkan kandungan lemak dan kolesterol jahat dalam kol goreng. Minyak yang digunakan, terutama minyak goreng yang dipakai berulang kali, akan menyerap ke dalam kol dan menjadi "bom waktu" bagi kesehatan tubuh.

Lemak jenuh dan kolesterol jahat ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan obesitas. Menurut penelitian, setiap 1 gram lemak jenuh dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 2 persen. 

Sedangkan, setiap 1 gram kolesterol jahat dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 1 persen.

3. Kanker

Pada suhu tinggi saat penggorengan, kol berpotensi menghasilkan zat Akrilik. Zat ini bersifat karsinogenik, artinya dapat memicu pertumbuhan sel kanker. 

Semakin lama dan semakin tinggi suhu penggorengan, semakin banyak Akrilik yang terbentuk. Menurut penelitian, konsumsi zat Akrilik dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, pankreas, dan kandung kemih. 


 

Risiko kanker ini meningkat sebesar 18 persen untuk setiap 1 mikrogram Akrilik yang dikonsumsi per hari.

4. Gangguan Pencernaan

Kol goreng yang terlalu banyak dan terlalu sering dikonsumsi dapat memicu gangguan pencernaan seperti kembung, maag, dan sembelit. Hal ini karena kandungan minyak yang tinggi dan serat kol yang tidak larut dalam air.

Minyak yang tidak larut dalam air akan membentuk lapisan di dinding lambung dan usus. Lapisan ini dapat menghambat penyerapan nutrisi dan memicu gangguan pencernaan.

Tips Aman Konsumsi Kol Goreng

Meski kol goreng memiliki dampak buruk bagi kesehatan, bukan berarti kol goreng tidak boleh dikonsumsi sama sekali. Berikut beberapa tips untuk menikmati kol goreng dengan lebih aman.

1. Goreng Menggunakan Sedikit Minyak

Ketika digoreng, kol akan menyerap minyak. Semakin banyak minyak yang digunakan, semakin tinggi kandungan lemak dan kalori dalam kol goreng. 

Oleh karena itu, gunakanlah sedikit minyak saat menggoreng kol.

2. Perhatikan Suhu dan Durasi Menggoreng

Pada suhu tinggi, kol berpotensi menghasilkan zat Akrilik. Zat ini bersifat karsinogenik, artinya dapat memicu pertumbuhan sel kanker.

Semakin lama dan semakin tinggi suhu penggorengan, semakin banyak Akrilik yang terbentuk. Untuk meminimalisir pembentukan zat Akrilik, goreng kol dengan api sedang dan tidak terlalu lama.

Baca Juga: Akibat Cuaca Buruk Panen Kubis Menurun Drastis

3. Pilih Minyak Goreng yang Sehat

Minyak goreng yang digunakan juga berperan penting dalam kesehatan. Gunakan minyak goreng yang tahan panas tinggi, seperti minyak kanola atau minyak alpukat. 

Minyak ini tidak mudah rusak saat dipanaskan dan memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan minyak goreng lainnya.

4. Batasi Konsumsi

Kol goreng memang lezat, tetapi Anda perlu membatasi konsumsinya. Nikmati kol goreng dalam porsi kecil dan tidak terlalu sering. Seimbangkan dengan konsumsi makanan sehat lainnya, seperti buah, sayur, dan biji-bijian.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x